Sumber:  Enta Okta Sari

Tabuik  adalah sebuah acara yang sudah tak asing lagi kita dengar sebagai masyrakat khususnya di Sumatera Barat. Nah, bagaimana sih pandangan adat budaya dan agama terhadap tabuik ini. Pada program Dialog Sosial Budaya di radio SIPP FM bersama Bapak  H. Mulyadi Muslim, Lc., MA. atau biasa dikenal datuak Said Marajo Nan Putiah.Belia adalah tokoh adat dan budaya Sumatera Barat telah membahas tabuik dalam pandangan adat budaya dan agama.

Di dalam Alquran terdapat sebuah kata yang menyerupai tabuik yaitu “tabut”.
Terdapat sebuah ujaran dari masyarakat Bani Israil yaitu “Kirimlah kepada kami raja untuk membimbing kami melawan”, ujar rakyat Bani Israil. Kemudian turunlah tabut yang isinya kitab taurat. Cerita tabut ini sudah lama ada sejak masa Bani Israil.

Tabuik awalnya adalah sebuah adat atau kebiasaan yang kemudian dikaitkan dengan nilai-nilai agama dan sekarang Tabuik di Pariaman menjadi suatu kebudayaan.

Ada yang mengatakan bahwa latar belakang Tabuik dikaitkan dengan proses terbunuhnya Husein pada perang Rabbani, Husein adalah Di dalam Alquran terdapat sebuah kata yang menyerupai tabuik yaitu “tabut”.

Terdapat sebuah ujaran yaitu “kirimlah kepada kami raja untuk membimbing kami melawan”ujar rakyat Bani Israil. Kemudian turunlah tabut yang isinya kitab taurat. Cerita tabut ini sudah lama ada pada masa Bani Israil.

Tabuik awalnya adalah sebuah adat atau kebiasaan yang kemudian dikaitkan dengan nilai-nilai agama dan sekarang Tabuik di Pariaman menjadi suatu kebudayaan. Ada yang mengatakan bahwa latar belakang Tabuik dikaitkan dengan proses terbunuhnya Husein pada perang Rabbani, Husein adalah cucu nabi Muhammad.

Kemudian ada pula yang mengkaitkan latar belakang Tabuik karena terjadinya kekalahan kerajaan Islam ta’mil abad 19, ditandai dengan adanya peti untuk mengangkat jenazah. Nah yang terakhir ada yang mengatakan bahwa Tabuik dilatarbelakangi karena inspirasi yaitu menyatukan berbagai bentuk inspirasi, dapat dilihat dengan adanya burung murak yang diibaratkan seorang gadis bersayap.

Orang mengatakan Tabuik adalah sebuah budaya yang ada di Pariaman yang diadakan pada 10 Muharram. Dalam pembuatan Tabuik banyak terdapat prosesi-prosesinya. Ada 7 profesi dalam pembuatan Tabuik salah satunya menggunakan pakaian dari kain kafan atau kain putih. Prosesi ini tidak dapat dikaitkan dengan agama karena itu adalah sebuah budaya.

Nah kita harus dapat membedakan antara adat budaya dan agama. Adat adalah suatu kebiasaan dari masyarakat. Adat muncul dari perasaan dan pikiran suatu masyarakat, Jika suatu kebiasaan atau adat terus berjalan sepanjang generasi hingga generasi berikutnya maka itu disebut kebudayaan.

Berkaitan dengan adat suatu yang disepakati oleh masyarakat di sebuah komunitas, budaya selalu berubah-ubah sesuai perkembangan zamannya. Seperti budaya Tabuik. Budaya tabuik yang dulu dan yang sekarang memiliki banyak sekali perubahan. Hal ini terjadi karena setiap zaman memiliki banyak perubahan.

Terdapat nilai yang terkandung di dalam budaya Tabuik yaitu budaya Tabuik dilaksanakan pada bulan Muharram akan lebih bagus lagi pada tanggal 9 dan 10 Muharram. Umat Islam yang mempunyai adat Minangkabau melaksanakan puasa terlebih dahulu karena kita harus berbeda dengan orang Yahudi dan Israel. Pada orang Israel pada tanggal 10 saja sedangkan kita agama Islam lebih berhak untuk puasa karena banyak keistimewaannya.

Dengan adanya tabuik ini umat Islam khususnya di Pariaman diharuskan untuk berpuasa.
Kemudian nilai yang terkandung dalam budaya Tabuik dilihat dari sisi sosial kemasyarakatan. Dahulu adat komunitas perlakuan membuat tradisi Tabuik itu suku-suku, dengan gopo bersama-sama, hingga perangkat Tabuik itu bisa dibuat. Ketika kegiatan Tabuik dilaksanakan kebudayaan ini dijadikan sebuah ajang positif yang dipertontonkan oleh banyak masyarakat khususnya di daerah Pariaman.

Disampaikan oleh: Bapak  H. Mulyadi Muslim, Lc., MA. (Datuak Said Marajo Nan Putiah ) (Tokoh Adat dan Budaya Sumatera Barat)
Narasumber Program Dialog Sosial Budaya Radio SIPP FM Padang