Narkolema

Oleh: Irsyad Syafar

Narkolema adalah singkatan dari Narkotika Lewat Mata. Kita mungkin sudah kenal apa itu Narkotika. Yaitu zat atau obat yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.

Nah apa pula maksudnya Narkotika Lewat Mata? Narkolema bukanlah zat atau obat-obatan terlarang. Ini sekedar pengistilahan, karena kemiripan akibat yang ditimbulkan. Yaitu akibat ketergantungan dan rusaknya jaringan otak. Dan kemudian kerusakan mental dan moral.

Narkolema maksudnya adalah pornografi yang biasa diakses manusia melalui mata. Dimana, manusia mengumbar atau melepas pandangan matanya kepada konten-konten yang porno. Dimulai dengan melihat sekilas, pandangan yang masih terbatas, tapi menimbulkan kenikmatan. Lama-kelamaan pandangan terbatas itu menjadi ketagihan dan dilakukan berulang-ulang.

Kemudian sampailah pada tahapan pandangan itu tidak lagi dirasa nikmat. Maka nafsu meminta yang lebih “menarik” lagi dari itu. Sampai terasa nikmat dan ketagihan pula. Setelah dirasa tidak nikmat lagi, maka nafsu akan bosan dan meminta yang lebih porno lagi. Begitu seterusnya tak akan pernah berakhir.

Selama tahapan-tahapan ini berlansung, terjadilah proses rusaknya jaringan otak. Dimana otak manusia memiliki jaringan yang berfungsi sebagai pemberi pertimbangan dalam keputusan, perencanaan perilaku, ekspresi kepribadian dan perilaku sosial lainnya. Bagian otak ini dikenal dengan nama Pre Frontal Cortex (PFC). Bagian ini hanya ada pada otak manusia, tidak ada pada otak binatang. PFC ini bisa rusak karena benturan pisik, zat-zat kimia, narkoba dan juga oleh Narkolema (pornografi).

Sistem limbik yang mengatur emosi, makan, minum dan naluri seksual di dalam otak, akan mengaktifkan zat kimia otak dopamine yang memberi rasa senang, penasaran dan kecanduan. Secara alamiah, sistem limbik akan mengalirkan dopamine ke PFC. Bila dalam kondisi katagihan atau kecanduan, maka dopamine yang dialirkan oleh limbik berlebihan. Akibatnya PFC akan rusak karena tenggelam oleh dopamine. Akibatnya akan terjadi kerusakan jaringan otak tersebut. Dan akibat berikutnya adalah rusaknya pengontrolan nilai, etika dan moral.

Para korban narkolema akan jatuh kepada dosa-dosa secara bertahap. Mulai dari dosa kecil seperti: sulit ghaddul bashar (menahan pandangan), melihat aurat oran lain, membaca konten-konten porno, menonton film dan tayangan porno dan lain-lain, terus meningkat kepada dosa-dosa besar, seperti onani, zina tangan, sampai zina sungguhan, bahkan termasuk pemerkosaan. Artinya, dia akan terkurung dalam dosa-dosa syahwat kemaluan yang tidak pernah berakhir.

Itulah kenapa Syariat Islam mewajibkan ghaddul bashar, menutup aurat, berhijab, dan membatasi pergaulan, serta dengan melakukan pernikahan. Agar manusia tidak rusak otaknya dan sekaligus moralnya. Seseorang yang sudah mulai terseret ke arah dosa jenis ini, harus segera taubat dan kembali ke hidayah Allah. Kalau tidak, ia akan semakin terjerumus dan kecanduan/ketergantungan bagaikan kecanduan obat-obat terlarang (narkotika).

Hari ini peluang mengakses pornografi begitu sangat mudah. Dengan hape (gadget) di tangan, segalanya jadi bisa dilihat. Tak ada lagi bilik-bilik dan dinding pembatas. Bahayanya lagi, anak-anak usia dini sudah banyak dan sangat rentan terpapar penyakit narkolema ini. Betapa rusaknya mereka dalam waktu yang sangat singkat. Belum lagi komik, majalah, film dan konten porno lainnya, yang juga kadang “berserakan” di sekitar mereka.

Tidak ada pilihan lain bagi kita dan anak-anak kita, generasi harapan umat, melainkan memagari diri dan menjaga seluruh keluarga dari narkolema ini. Jangan pernah membuka celah untuk melihat dan mengakses konten-konten porno. Sebab, bila terlanjur masuk, pasti akan terseret sangat jauh. Kemudian akan berat mengobatinya. Bagi yang terlanjur masuk, segera berhenti. Hapus pintu-pintu masuknya di hape, majalah, komik, komputer dan laptop kita. Takutlah akan siksa dan murka Allah di dunia, dalam bentuk hidup bergelimang dosa, hati dan jiwa yang tidak pernah tenang, lalu mati dalam suul khotimah. Dan di akhirat tentunya akan sengsara di dalam neraka. Na’udzubillah min dzaalik.

Tinggalkan komentar