Padang, sippfm.com- Perayaan Idul Adha atau hari raya kurban menjadi simbol persatuan umat Islam se-dunia. Dikarenakan syiar-syiar yang dihidupkan dalam suasana ini sarat dengan nilai-nilai persatuan dan upaya-upaya untuk membina ikatan persaudaran yang hakiki, asas kemanusiaan yang universal dengan nuansa spiritual.
Hal ini menjadi tema khutbah Idul Adha 1441 H yang disampaikan oleh Walikota Padang, Mahyeldi Ansharullah di pelataran kampus Universitas Putra Indonesia (UPI) YPTK Padang, Jum’at (31/7/2020). Di hadapan jamaah ‘Ied yang merupakan masyarakat kecamatan Lubuk Begalung dan sekitarnya, Mahyeldi memaparkan pelajaran penting yang ada dalam pelaksanaan ibadah Idul Adha.
“Itulah sebabnya dalam ibadah haji terdapat berbagai macam larangan.Mulai dari larangan bercekcok, berbantah-bantahan sampai kepada larangan merusak mematikan makhluk hidup flora maupun fauna ditanah suci haramain,” jelas Mahyeldi.
“Larangan itu menyiratkan makna yang amat dalam dari ajaran Islam. Intinya menjaga keharmonisan hubungan kemanusian dalam bentuk persatuan dan kesatuan yang kokoh, dan menjaga keseimbangan kosmos dalam bentuk pelestarian lingkungan hidup yang damai”, ungkapnya lebih lanjut.
Ia juga menjelaskan, nilai yang diterapkan agama Islam tidak pernah terlepas dari perihal ukhuwah, persatuan dan persaudaraan dibutuhkan dalam suka dan duka, didambakan dalam senang dan susah. Persatuan, persaudaraan yang sejati akan lebih dibutuhkan ketika keadaan susah dan duka. Hal ini terlihat dalam ibadah kurban.
“Ibadah kurban adalah ibadah yang bermanfaat bagi sesama mukmin, saling memberi bantuan dan makanan, serta tolong menolong antar sesama. Dan itu semua untuk memperkuat tali persatuan ukhuwah islamiah,” tutur Mahyeldi.
Lebih lanjut Mahyeldi menjelaskan, Ibadah haji memotivasi dan melatih umat Islam, memperkuat ukhuwah, berkumpul dari seluruh penjuru dunia di satu tempat, yakni di Ka’bah, Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Mengenakan pakaian ihram yang berwarna putih bahwasanya manusia sama di mata Allah, tanpa membeda-bedakan status sosial dan suku bangsa.
Saat ini, dunia diserang wabah Covid hentah kapan berhentinya, tidak semua manusia yang tahu. Maka untuk itu, rangkaian ibadah Idul Adha salah satu pesan dari Allah. Pesan persaudaraan,pesan ukuwah. Kita lihat hari ini, orang banyak rezki berkurban kemudian dagingnya dibagikan kepada yang tidak mampu yang membutuhkan.
Maka oleh sebab itu; dalam menghadapi wabah Covid efeknya sangat besar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Untuk itu persatua dan kekompakan para jemaah harus ditingkatkan. Dan ambil hikmahnya Idul Adha ditengah pandemi ini”, Sebut Mahyeldi.
Mahyeldi mengatakan, Banyakhal yang mesti dikerjakan dan banyak permasalahan yang harus diselesaikan, baik masalah kesehatan di sebabkan Covid. Wabah Virus Corona tidak bisa berhenti kalau seandainya tidak ada kebersamaan dan sinergi antara Pemerintah dengan rakyat. maka perbedaan pendapat segera di satukan.
Apalagi berbicara masalah ekonomi, pertumbuhan ekonomi butuh sinergi, butuh kekompakan, makanya hal yang menyebabkan lemahnya persatuan hindari rencana membuat Undang-Undang yang akan mengakibatkan perpecahan, dan hindari dulu, jangan dipaksakan”, Imbuh Mayeldi.
Paparan Mahyeldi disimak antusias oleh ribuan jamaah yang tidak hanya masyarakat Lubeg tersebut, namun sebagiannya juga datang dari kecamatan lain yang antusias ingin mendengarkan khutbah walikota.
Usai melaksanakan shalat, Mahyeldi di dadampingi ketua UPI YPTK Padang H.Erman Nawas meninaju 47 ekor sapi kurban untuk didistribusikan kesejumlah mesjid dikota Padang. (*)