Kita sudah di bulan Sya’ban. Tiga pekan lagi sudah masuk bulan Ramadhan yang mulia. Bulan Sya’ban adalah bulan istimewa. Ini bulan persiapan untuk menghadapi bulan Ramadhan. Jika Ramadhan adalah bulan “bertarung” berkompetisi dalam ibadah dan amal shaleh, maka Sya’ban adalah bulan latihan untuk itu.
Jika kita akan bertarung dalam sebuah pertandingan, lalu kita melakukan persiapan maksimal dan berlatih sebelum pertandingan tersebut, maka alamat kita akan menang atau sukses dalam pertandingan. Sebaliknya, jika kita tidak ada persiapan sama sekali, hanya spontan saja langsung menghadapi pertandingan, niscaya kita akan gagal. Walaupun kita seorang pemain hebat.
Oleh karena itu, saat inilah waktu yang tepat bagi kita untuk meraih pahala dan ibadah maksimal di bulan Ramadhan ini. Apa saja yang harus kita latih dan siapkan selama bulan Sya’ban ini? Berikut diantaranya:
1. Para ulama menyebutkan bahwa Sya’ban adalah bulannya para Qurra’ alias penghafal Al Quran. Mereka membiasakan diri untuk mengulang dan melancarkan kembali hafalan Qurannya selama bulan Sya’ban ini. Saat Ramadhan datang, hafalan tersebut sudah ready untuk dibawa dalam shalat tarawih (qiyam Ramadhan).
Kalau kita belum masuk kategori penghafal Al Quran, paling tidak kita adalah pembaca Al Quran. Itulah level minimal yang harus kita miliki. Maka agar dapat maksimal tilawah selama Ramadhan (kulitas dan kuantitas), di bulan Sya’ban inilah harus dimulai dan dilatih. Jangan mendadak nanti hari pertama kita paksakan 5 juz sehari. Hari-hari berikutnya kita akan tersungkur (futur) tak kuat melanjutkannya.
2. Ramadhan itu bulan qiyamullail (shalat malam). Tiap malam kita akan qiyam. Baik yang dikerjakan setelah shalat Isya, maupun ketika sepertiga malam terakhir. Agar nanti tidak payah dan letih mengerjakannya, maka semenjak Sya’ban sudah harus kita latih. Bahkan kita perlu berlatih untuk qiyam yang lebih berkualitas. Baik dari segi kualitas bacaan imam, maupun jumlah ayat yang di baca. Gak masanya lagi nyari-nyari masjid dengan tarawih tercepat, Al Fatihah satu nafas atau dua nafas. Tinggalkan sudah, bermain-main dalam ibadah.
3. Ramadhan adalah syahru ash shiyam (bulan puasa). Inilah identitas utamanya. Satu bulan penuh kita lakukan. Tidak ada kecuali melainkan hanya bagi pemilik udzur syar’i. Puasa akan terasa berat di hari-hari pertama. Sehingga ada sebagian orang mengistilahkan puasa tua. Itu terjadi hanya bagi orang yang jarang puasa sunnat. Karena itulah, Rasulullah Saw memperbanyak puasa sunnat selama bulan Sya’ban.
Bahkan kadang Beliau puasa hampir sebulan penuh. Atau mayoritas hari-hari Sya’ban. Ketika ditanya kenapa Beliau berpuasa banyak di bulan Sya’ban, Beliau memberikan alasan, “Di bulan inilah amalan diangkat kepada Allah.”
4. Ramadhan adalah bulan kedermawanan. Rasulullah Saw orang yang sangat dermawan. Bila Ramadhan datang, Beliau lebih dermawan lagi. Mengalahkan dermawannya angin yang mengalir kemana saja.
Karena itu, selama Sya’ban ini kita harus berlatih meningkatkan kedermawanan. Bisa dalam bentuk sedekah uang, memberi makan faqir miskin, menolong tetangga dan saudara, melayani orang yang butuh bantuan dan lain-lain. Sehingga saat Ramadhan nanti, kita lebih ringan dan senang lagi membantu orang lain.
5. Kalau mau menang saat bertanding, maka semua ilmu untuk menang harus dikuasai. Untuk itu, ilmu itu dipertajam, dilatih dan dimantapkan selama latihan.
Begitu juga untuk bulan Ramadhan. Ilmu dan fiqh Ramadhan harus dibaca dan diulang kembali di bulan Sya’ban. Kajian dan buku-buku terkait hal itu mesti kita akses dan kita baca. Sehingga segala sesuatunya sudah dalam pemahaman dan ilmu kita sebelum hari pertama Ramadhan menghampiri kita.
اللّهُمّ بَارِكْ لَناَ فِي شَعْبَان وَبلِّغْنَا رَمَضَان