Oleh: Ustadz H. Irsyad Syafar, Lc., M.Ed
Terkena virus corona bukanlah sebuah aib apalagi kriminal. Tidak ada orang yang menginginkan terkena virus tersebut. Namun, bila sudah berusaha menjaga diri, lalu terkena juga, maka itu sudah takdir dan kehendak dari Allah SWT.
Karena itu, bila ada saudara kita atau tetangga kita yang terkena virus ini, apalagi kalau dia seorang muslim, maka janganlah kita sikapi dengan negatif apalagi membencinya. Ia bukan seorang penjahat atau bahkan teroris. Justru ia adalah bagian dari keluarga besar masyarakat kita. Dan kitapun sangat mungkin juga mengalami hal yang sama.
Rasulullah SAW mengajar sikap yang benar bila ada saudara atau tetangga kita yang sakit.
Pertama, kita disunnahkan untuk menghiburnya, memberikan motivasi dan penguatan agar ia sabar dan tegar menghadapi penyakitnya. Banyak sekali hadits yang menunjukkan bahwa Rasulullah SAW menghibur orang yang sakit dan membesarkan hati mereka. Diantaranya:
مَا مِنْ شَيْءٍ يُصِيْبُ الْمُؤْمِنَ مِنْ نَصَبٍ، وَلاَ حَزَنٍ، وَلاَ وَصَبٍ، حَتَّى الْهَمُّ يُهِمُّهُ؛ إِلاَّ يُكَفِّرُ اللهُ بِهِ عَنْهُ سِيِّئَاتِهِ
Artinya: “Tidaklah seorang muslim tertusuk duri atau sesuatu hal yang lebih berat dari itu melainkan diangkat derajatnya dan dihapuskan dosanya karenanya.” (HR Muslim).
Dalam hadits lain Beliau bersabda:
يَوَدُّ أَهْلُ الْعَافِيَةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَنَّ جُلُودَهُمْ قُرِضَتْ بِالْمَقَارِيضِ مِمَّا يَرَوْنَ مِنْ ثَوَابِ أَهْلِ الْبَلاَءِ.
Artinya: ”Manusia pada hari kiamat menginginkan kulitnya dipotong-potong dengan gunting ketika di dunia, karena mereka melihat betapa besarnya pahala orang-orang yang tertimpa cobaan di dunia.” (HR Baihaqi).
Kedua, mendoakannya agar cepat sembuh dan diangkatkan penyakitnya segera. Bila kita menjenguk orang sakit atau mendapat informasi saudara kita yang sedang sakit, maka disunnahkan menyampaikan doa ini kepadanya:
لاَ بَأْسَ طَهُوْرٌ إِنْ شَاءَ اللهُ.
Artinya: “Tidak mengapa, semoga sakitmu ini membuat dosamu bersih, insya Allah.” (HR Bukhari).
Dalam hadits lain Beliau mengajarkan doa kesembuhan untuk orang yang sakit dengan lafadz:
اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ الْبَأْسَ، اشْفِ، أَنْتَ الشَّافِي لاَ شِفَاءَ إِلاَّ شِفَاءُكَ، شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا.
Artinya: “Ya Allah, Rabb seluruh manusia, hilangkanlah penyakit ini. Sembuhkanlah, Engkau adalah Dzat yang Maha Menyembuhkan. (Maka) tidak ada obat (yang menyembuhkan) kecuali obatMu, kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit.” (HR Bukhari dan Muslim).
Ketiga, memberikan sikap atau pernyataan yang membuat orang yang sakit dan keluarganya menjadi berbahagia. Sebab, membuat orang lain berbahagia merupakan amalan yang terpuji. Rasulullah SAW bersabda:
أفضل الأعمال أن تدخل على أخيك المؤمن سرورا
Artinya: “Sebaik-baik amal Shalih adalah agar engkau memasukkan kegembiraan kepada saudaramu yang beriman.” (HR Ibnu Abid dunya, dihasan oleh Albany).
Maka bila ada tetangga kita yang ternyata positif terkena covid19, kita jangan menjauh apalagi jijik. Dengan tetap menjaga jarak, kita beri dukungan dan sapaan yang membuat dia bahagia. “Sabar ya Pak, insya Allah akan segera sembuh. Kami satu komplek ini selalu mendo’akan Bapak. Anak-anak yang di rumah gak usah dirisaukan. Kami bersama-sama akan membantu semaksimal mungkin.”
Atau kalimat-kalimat lain yang semakna. Apalagi kalau disampaikan dengan penuh senyuman dan gestur tubuh yang menunjukkan dukungan tersebut. Tentulah saudara kita yang sakit akan menjadi kuat dan membaik kondisi kejiwaannya.
Keempat, ikut serta meringankan beban keluarga yang ditingalkan selama masa isolasi. Sebab perbuatan semacam itu merupakan ciri keimanan, dan menjadi sebab dari turunnya pertolongan Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda:
والله في عون العبد، ما كان العبد في عون أخيه.حديث صحيح رواه مسلم
Artinya: “Allah itu akan menolong hamba-Nya selama hamba itu menolong saudaranya.” (HR Bukhari dan Muslim).
Dengan sikap seperti ini, jika kelak takdir Allah juga menimpa kita, sesungguhnya kita tengah menyiapkan bantuan orang lain untuk kita. Sebab, sebagaimana kita memperlakukan orang lain, nanti kita juga akan diperlakukan seperti itu. Abu Darda sahabat yang mulia pernah menyatakan:
البِرُّ لاَ يَبْلَى وَالذَّنْبُ لاَ يُنْسَى وَالدَّيَّانُ لاَ يَمُوتُ، اعْمَلْ مَا شِئْتَ كَمَا تَدِيْنُ تُدَانُ.
Artinya: “Kebajikan itu tak kan pernah usang, dosa tak kan pernah dilupakan, sedangkan Allah Maha Pembalas tak kan pernah mati. Lakukanlah apa yang engkau suka. Sebagaimana engkau berperilaku, maka demikianlah balasan yang akan engkau rasakan.”
Jangan kita kucilkan saudara kita yang terkena covid 19, jangan kita benci mereka, jangan perlakukan layaknya musuh atau teroris. Dan jangan tolak jenazahnya ketika hendak dikuburkan. Justru jenazahnya harus diperlakukan secara terhormat.
Hadaanallahu waiyyaakum ajma’in.