Tadabbur Qs. Al Fatihah: 7
صِرَٰطَ ٱلَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ ٱلْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا ٱلضَّآلِّينَ
• Ayat ini merupakan penjelasan dari ayat sebelumnya: الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ. Kita senantiasa meminta diberi petunjuk dan bimbingan serta keistiqamahan untuk senantiasa berada di jalan orang-orang yang mendapatkan nikmat, seperti para nabi, shidiqin, syuhada dan shalihin.
• Dalam surat An Nisa: 69 Allah berfirman:
وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَ فَأُو۟لَٰٓئِكَ مَعَ ٱلَّذِينَ أَنْعَمَ ٱللَّهُ عَلَيْهِم مِّنَ ٱلنَّبِيِّۦنَ وَٱلصِّدِّيقِينَ وَٱلشُّهَدَآءِ وَٱلصَّٰلِحِينَ ۚ وَحَسُنَ أُو۟لَٰٓئِكَ رَفِيقًا
Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.
• Para Nabi adalah orang-orang pilihan Allah di muka bumi, diistimewakan dengan menerima wahyu dari Allah, memiliki visi sebagai pembawa dan penegak risalah Allah bagi seluruh manusia.
• Shiddiqin, adalah orang-orang yang memiliki keyakinan sempurna terhadap risalah yang disampaikan para Rasul, mengetahui kebenaran, lalu membenarkannya dengan penuh keyakinan, serta menegakkan nya dalam ucapan, perbuatan, sikap / karakter, dan dakwah.
• Syuhada yaitu orang yang terbunuh dalam perjuangan menegakkan agama Allah. Termasuk kategori syuhada, sebagaimana disebutkan oleh Rasulullah SAW:
Dari Abu Hurairah r.a. bahwasannya Rasulullah saw. bersabda,
“Syuhada’ (orang-orang yang mati syahid) itu ada lima, yakni orang yang mati karena terkena wabah, sakit perut, tenggelam, keruntuhan bangunan, dan mati yang syahid di jalan Allah.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
• Shalihin: Yaitu orang baik secara penampilan maupun batinnya, dan senantiasa melakukan kebaikan dan perbaikan dalam kehidupannya.
• Orang yang dimurkai Allah adalah, yang mengetahui kebenaran, tapi meningalkannya. Seperti yang dilakukan oleh umat Yahudi.
• Orang yang sesat adalah yang meninggalkan kebenaran lantaran kebodohan, seperti Nasrani, dan sejenisnya.
Wallahu a’lam
Harun Al-Rasyid, Lc.