PADANG, sippfm.com-Kasus penularan campak dan rubella, khususnya pada anak dan balita, menjadi perhatian Pemerintah Kota Padang. Sepanjang Januari hingga Juli 2022, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Padang mencatat ada 101 kasus campak terjadi di Kota Padang. Kasus tersebut tersebar di 8 kelurahan yakni Korong Gadang, Balai Gadang, Pondok, Purus, Kuranji, Air Tawar Timur dan Koto Luar Pauh.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang Srikurnia Yati di Padang, Kamis (28/7/2022), di ruang Media Center, Balaikota Padang.
“Dari 276 kasus dengan gejala klinis yang sama, setelah kita periksa di laboratorium ada 101 kasus campak di Kota Padang,” ungkap Srikurnia Yati.
Menurutnya, tingginya kasus campak tersebut berbanding lurus dengan masih rendahnya capaian imunisasi MR untuk anak umur 9 bulan sampai anak berumur di bawah 15 tahun. Diantara faktornya adalah disebabkan masih banyaknya orang tua yang enggan memberikan imunisasi bagi anaknya.
”Persepsi orang tua dengan imunisasi menambah penyakit anaknya adalah pemahaman yang salah. Padahal, dengan imunisasi bisa menciptakan kekebalan bagi anak-anak, sehingga kasus campak dan rubella bisa ditekan,” sebutnya.
Ia menjelaskan,terjadinya efek samping pasca imunisasi itu sangat kecil. Kasus yang dijumpai biasanya bengkak di bekas imunisasi dan demam.Demamnya pun bisa diobati dengan paracetamol. Kalau bengkak bisa dikompres dengan air hangat atau air biasa. Biasanya hari kedua hilang.
Lebih lanjut ia membeberkan bawah campak ini bisa berdampak lebih buruk, menulari banyak orang, bahkan berpotensi menyebabkan kematian. Oleh karena itu, ia berharap orangtua yang mempunyai anak berumur 9 bulan sampai di bawah 15 tahun agar segera mengimunisasikan anak-anaknya pada fasilitas kesehatan yang ada di Kota Padang.
“Layanan imunisasi masih kita buka di fasilitas layanan kesehatan, puskesmas, ataupun rumah sakit. Bahkan tim kita bisa turun ke sekolah-sekolah, jika ada pemberitahuan dari pihak sekolah untuk kegiatan imunisasi masal,” pungkasnya.