
Banyak diantara manusia yang mengeluhkan masalah “lupa”, mulai dari anak-anak sampai orang tua, pelajar sampai mahasiswa termasuk juga para pengajar guru ataupun dosen.
Uniknya, terkadang “lupa” malah dijadikan alasan ataupun dikambing hitamkan dalam banyak hal, agar bisa selamat dan terhindar dari punishman. Tidak mengerjakan PR alasannya lupa, hutang belum juga dibayar alasannya lupa, dan seterusnya. Tidak memakai seragam ke sekolah atau kantor alasannya lupa nyuci dan seterusnya.
Sebenarnya lupa itu adalah salah satu Rahmat Allah yang Ia turunkan kepada hambanya, andai kita tidak lupa dengan mushibah masa lalu, kemiskinan, kematian orang terdekat misalnya tentu hati kita akan selalu diselimuti duka dan sedih tak berkesudahan sampai kapanpun. Andai kesedihan suami ataupun isteri yang ditinggal mati oleh pasangannya misalnya tidak bisa dihapus dari memori mereka tentu mereka tidak akan bisa bertemu dengan pasangan baru, akhirnya sisa hidupnya dilalui dan dilewati dengan sangat berat.
Bahkan lupa bagi seorang penghafal Qur’an adalah salah satu karunia besar, karena alasan mengatasi lupalah kemudian mereka terus mengulang ayat-ayat yang sudah mereka hafal yang secara tidak langsung saldo pahalanya terus bertambah ketika muraja’ah, andai penghafal Qur’an tidak pernah lupa tentulah pahala bacaan mereka akan berhenti setelah ayat terakhir berhasil mereka hafal. Akhirnya, benar-benar tidak ada satupun ciptaan Allah di dunia ini yang sia-sia tak berguna.