Solok Kabupaten| sippfm.com “Islam merupakan agama yang sangat memperhatikan pembinaan terhadap generasi muda. Salah satunya ditegaskan dalam Alquran surat An-Nisa ayat 9, “Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah dibelakang mereka, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) nya. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendakalah mereka berbicara dengan tutur kata yang baik”.

Demikian disampaikan Wali Kota Padang Mahyeldi saat menyampaikan tausiah di acara Wirid Bulanan Persukuan Piliang di Rumah Gadang Piliang, Lubuk Apar Sulit Air, Kecamatan Koto Diatas, Nagari Sulit Air, Sabtu (7/9/2019).

Menurut Mahyeldi, setidaknya terdapat tiga indikator dalam ayat tersebut agar kita tidak meninggalkan generasi yang lemah dan dapat pula menghadirkan genarasi yang kuat yaitu, menanamkan nilai-nilai keimanan, memberikan pendidikan dan menanamkan rasa persatuan dan kesatuan.

Agar menghadirkan generasi yang kuat, kata Mahyeldi, keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam menanam nilai keislaman. Selanjutnya niniak mamak dan tokoh masyarakat dapat berperan aktif memberikan pengawasan dan memberikan nasehat untuk rajin belajar.

“Pemerintah memberikan fasilitas, orang tua mengajari agama Islam dan masyarakat memberikan pengawasan terhadap pendidikan generasi muda. Jika tiga komponen itu bersatu, maka akan lahir generasi yang kuat,” ungkap laki-laki yang akrab disapa ‘buya’ itu.

Menghadirkan generasi kuat juga dapat diberikan melalui pendidikan bertutur bahasa yang baik dan tidak menyinggung perasaan orang lain. Sebagaimana dicontohkan Nabi Muhammad SWA dan tata bicara diMinangkabau yang disebut kato Mandaki, Manurun, Malereng dan Mandata. Jika semua itu dipahami dengan baik maka perpecahan tidak akan terjadi yang sering diakibatkan kesalahan dalam penyampaian bahasa.

“Sering sekali bahasa menjadi pemicu pertengkaran diantara kita. Oleh sebab itu, tiga indikator ini harus dan wajib kita tanamkan kepada anak-anak kita. Keimanan, pendidikan berbahasa dan rasa persatuan, sehingga negara ini dapat menjadi negara yang besar suatu hari nanti,” ujarnya.

Mahyeldi menyarakan, para orang tua agar mengurangi penggunaan media sosial seperti whaataps-san, facebook-an dan sejenisnya. Sehingga fokus memberikan pendidikan kepada anaknya. “Banyak hari ini kita lihat, orang tua sibuk dengan gajednya dan anak sibuk pula sendiri sehingga pendidikan anak kurang diperhatikan,” jelasnya.

Ia mengungkapkan, pada 2045 Indonesia merayakan seratus tahun kemerdekaan dan saat itu, akan terjadi bonus demografi yaitu penduduk usia produktif jumlahlah lebih banyak dari usia non produkti. Ketika itu, Indonesia juga memiliki potensi besar untuk menjadi negara lima besar didunia dan disegani bangsa-bangsa lain.

“Semoga pada 2045 atau 10 sampai 20 tahun kedepan akan lahir genersi yang kuat, cerdas, memiliki karakter, harga diri dan mampu berdiri di kaki sendiri, menentukan nasib bangsanya. Dan pada saat itu pula merekalah yang akan menjadi pemimpin bangsa ini,” tutupnya. (*)