Padang, sippfm.com – Penceramah asal Sumatera Barat, Ustaz Hendri Susanto atau yang akrab disapa UHS, mengatakan hijrah berperan penting dalam meningkatkan profesionalisme kerja.

Hal tersebut disampaikannya saat memberikan tatsqif atau kajian keislaman di GOR Perguruan Islam Ar Risalah, Kota Padang, Sabtu (29/11/2023).

Ia menjelaskan, Nabi Muhammad Saw dan sejumlah kaum muslim hijrah pada tahun ke-13 kenabian dari Mekkah ke Madinah agar bisa maksimal menjalankan ajaran Islam.

Pasalnya, selama 13 tahun berdakwah di Mekkah, Rasulullah dan kaum muslim mendapatkan banyak tekanan dan intimidasi.

Ustaz Hendri Susanto (tengah) saat berceramah tentang pentingnya hijrah untuk meningkatkan profesionalisme kerja di Perguruan Islam Ar Risalah, Kota Padang, Sabtu (29/7/2023). [Foto: Ist]
“Sebagaimana dalam sirah nabawiyah, tidak sedikit sahabat yang dianiaya,” ujarnya di hadapan jemaah yang terdiri atas pimpinan, guru, dan staf sekolah itu.

Atas perintah Allah, Rasulullah dan para sahabat pun hijrah ke Madinah. Sebelumnya, untuk mengelabui kaum kafir Quraisy, Rasulullah meminta Ali bin Abi Thalib untuk menggantikannya tidur di ranjang.

Meski bisa mengancam nyawanya, Ali bersedia menyamar untuk menggantikan posisinya di tempat tidur. Alhasil, atas izin Allah, Rasullulah bisa keluar dari rumah tanpa terlihat kaum kafir Quraisy, lalu hijrah ke Madinah.

Menurut UHS yang pernah menjadi Anggota DPRD Sijunjung dua periode (2014-2019 dan 2019-2020) itu, kesediaan Ali untuk menggantikan posisi Rasulullah itu adalah bentuk profesionalisme dalam Islam. Menurutnya, tidak ada profesionalisme jika tidak ada pengorbanan atau keinginan mencapai tujuan perjuangan Islam.

Setiap muslim harus profesional dalam bekerja. Para sahabat setelah hijrah ke Madinah, mereka tidak ingin menjadi peminta-minta. Mereka lebih memilih bekerja, seperti menjadi pedagang di pasar. Alhasil, kehidupan yang lebih baik bisa didapatkan.

Agar bisa profesional dalam kerja, setiap muslim harus bisa itqan atau bersung-sungguh atau fokus dalam mengerjakan sesuatu. Ia mengutip sebuah hadis yang menyatakan Allah menyukai salah seorang dari kita apabila mengerjakan sesuatu, maka dituntaskannya pekerjaan itu.

“Selain itu, kita harus menjaga keikhlasan. Orang yang ikhlas, ia tidak akan berhitung dalam beramal. Jika kita bawa keikhlasan sebagai spirit kerja, transaksi lebih tingginya adalah dengan Allah. Kerja untuk mendapatkan pahala dari Allah,” ungkapnya.