Oleh: Ust.Kamrizal Syafri, Lc., MA

Kepanikan kita mendengar berita makin mewabahnya virus Corona dan telah menyebabkan kematian ribuan orang, membuktikan bahwa kita takut mati dan tak siap mati.

Sebahagian orang takut mati, karena itu berarti ia akan berpisah dg orang orang yang ia cintai. Kematian berarti ia akan meninggalkan tumpukan harta kekayaan yg susah payah ia cari. Kematian berarti ia akan melepaskan jabatan, karir dengan fasilitas yang ia nikmati. Kematian berarti ia akan kehilangan kesempatan menikmati dunia yang indah mempesona ini. Sementara ia tak percaya, ragu, arau gamang dengan kehidupan setelah mati.

Di sisi lain ada yang tak siap mati, karena ia sadar bahwa ia lalai selama ini. Amal yang tidak maksimal, ibadah yang tak optimal. Ia insyaf akan dosa dan maksiat selama ini. Ada banyak pihak yang ia zhalimi. Sementara ia tahu kesempatan untuk beramal dan bertaubat hanya ketika hidup didunia ini, dan itu mungkin akan berakhir sebentar lagi.

Pencinta dunia yang tidak yakin dengan akhirat, kepanikan dan kegelisahan membuat ia kalap, stres dan melakukan apapun untuk menghindari penyakit dan kematian, bahkan biaya berapapun.

Sedangkan pencinta akhirat, kesadaran akan kematian justru membuat ia segera mendekat pada Allah, mningkatkan amal shaleh, segera taubat dan berbenah, kalau itu sudah ia lakukan.

Justru kematian bagi orang shaleh, adalah sesuatu yang ia rindukan, karena itu artinya ia akan berjumpa dengan Allah Ar Rahman, dan syurga yang dijanjikan.