PADANG, sippfm.com- Menyambut persiapan Idul Adha 1443 H, kesehatan hewan kurban menjadi perhatian Dinas Pertanian Kota Padang. Hal tersebut guna menjamin keamanan daging yang dikonsumsi oleh masyarakat, dan mencegah terjadinya penularan penyakit pada hewan.

Dalam kegiatan diseminasi di ruang Media Center Diskominfo Kota Padang, Rabu (25/5/2022), Kepala Dinas Pertanian Syahrial Kamat, menghimbau masyarakat mewaspadai penyakit mulut dan kulit (PMK) yang terjangkit pada hewan ternak.

Hal tersebut mengingat ditemukan kasus PMK pada hewan ternak di Kota Padang beberapa waktu lalu. Sehingga langkah penangan dan pencegahan agar tidak mewabah lebih luas.

Kendati demikian Syahrial mengatakan penyakit ini tidak berefek bagi manusia, daging hewan tetap boleh dikonsumsi dengan syarat proses pengolahannya sesuai standar kesehatan.

“Jika nanti ditemukan ada hewan kurban yang terjangkit PMK, masyarakat jangan khawatir. Dagingnya tetap aman dikonsumsi, tentunya dimasak sesuai standar kesehatan,” ungkap Kadis Pertanian.

Syahrial menekankan untuk mencegah penularan dengan membersihkan sisa penyembelihan dan menimbun, agar tidak menjangkiti hewan lainnya.

Dinas Pertanian akan menurunkan tim yang akan mengawasi sapi yang ada di kota Padang, terutama menjelang persiapan pelaksanaan Idul Adha.

“Kita akan cek, apakah hewan ini sehat atau tidak. Jika masyarakat merasa ragu atau tidak melihat ada label aman dari dinas terkait, silahkan menghubungi kami, nanti akan kita turunkan tim,” papar Syahrial.

Dinas Pertanian juga menghimbau masyarakat atau panitia kurban untuk memperhatikan kualitas hewan yang akan disembelih.

“Jangan tergiur dengan harga murah tapi kualitasnya kurang. Tidak apa-apa harganya sedikit mahal, tapi hewannya sehat, dagingnya banyak, dan masyarakat penerima daging kurban puas,” pungkasnya lagi.

Guna mengantisipasi penyebaran PMK pada hewan ternak, Dinas Pertanian Kota Padang mewanti-wanti hewan yang masuk dari ‘zona merah’, yang tercatat memiliki kasus PMK, di Sumatera Barat diantaranya Sijunjung, yang merupakan kasus pertama di Sumbar. Selanjutnya Muaro Paneh Solok dan Padang Pariaman, kemudian terbaru dari Agam.