PASAMAN BARAT, sippfm.com- Di tengah terik matahari yang menyengat dengan menggunakan fasilitas seadanya, masyarakat Kajai bersama ratusan kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mendirikan Shalat Jum’at untuk pertama kalinya di bekas reruntuhan Masjid Raya Kajai, Pasaman Barat, Jum’at (11/3/2022). Ibadah dilakukan di tengah puing sisa reruntuhan yang telah dibersihkan, beralaskan terpal dan sajadah, beratapkan langit terbuka. Bertindak sebagai khatib Ustadz. H. Hendri Susanto, Lc., yang merupakan salah satu kader PKS asal Sijunjung.

Dalam khutbahnya Ustadz Hendri Susanto, Lc., menyampaikan hakikat musibah yang merupakan ujian dari Allah SWT. Sehingga setiap mukmin harus ikhlas dan bersabar menjalani proses ujian tersebut.

Pelaksanaan ibadah Jum’at perdana ini merupakan awal rangkaian kegiatan kerelawanan yang digelar DPW PKS Sumatera Barat. Kegiatan yang diikuti oleh ratusan kader PKS tersebut dipusatkan di Kabupaten Pasaman Barat. Kegiatan ini berlangsung selama 3 hari, mulai Jum’at (11/3) hingga Minggu (13/3) dengan agenda  membantu proses pemulihan pasca gempa, membersihkan puing-puing sisa gempa, dan beberapa kegiatan bakti sosial lainnya, disamping penyaluran bantuan bagi masyarakat.

Koordinator lapangan, Nosa Eka Nanda, mengungkap, atas instruksi Ketua Majelis Syura PKS, Dr. Salim Segaf Al Jufri, PKS menurunkan sekitar 1.000 relawan ke lokasi bencana Pasaman dan Pasaman Barat. Hal ini sebagai bukti komitmen PKS hadir sebagai pelayan masyarakat.

“Atas instruksi Ketua Majelis Syura PKS, hari ini kita menggelar aksi kerelawanan PKS, diikuti oleh 300-an peserta, ditambah pekan depan juga akan diikuti sebanyak 300 orang. Sehingga total relawan yang dikirim PKS sejak gempa pertama mencapai 1.000 orang. Ini adalah bukti kehadiran PKS sebagai pelayan bagi rakyat,” ujar Nosa.

Sebelumnya relawan PKS telah turun tangan bersama masyarakat setempat membersihkan bekas reruntuhan bangunan, termasuk Masjid Raya Kajai yang roboh akibat gempa magnitudo 6.1 SR akhir Februari lalu. Dibantu dengan alat berat, para relawan membersihkan masjid agar bisa digunakan untuk pelaksanaan ibadah meski dalam kondisi darurat. (*)