Oleh: Ustadz H. Irsyad Syafar, Lc. M.Ed*
Siapakah yang tidak kenal dengan Qutaibah bin Muslim Al Bahiliy. Dialah seorang panglima perang yang sangat terkenal, pemimpin penaklukan Islam di kawasan Asia tengah pada abad pertama hijriyah. Tabiin yang mulia ini telah menaklukkan wilayah Khawarizmi, Sijistan, Samarqand, Bukhara dan sampai ke perbatasan negara Rusia.
Imam Adz Dzahabi menceritakan dalam kitab “Siyar A’lam An Nubala”, ketika Qutaibah memimpin pasukan umat Islam berhadapan dengan pasukan Attrak, hatinya bergetar melihat pasukan lawan yang sangat tangguh. Maka dia bertanya kepada pengawalnya, “Dimana Muhammad bin Al Waasi’?”. Para sahabatnya memberi tahu bahwa Muhammad bin Al Wasi’ ada di barisan sayap kanan pasukan.
Maka Qutaibah menoleh ke arah sayap kanan pasukan. Rupanya disana Muhammad bin Al Wasi’ sedang bersiap dengan panahnya. Tapi, jari telunjuknya menunjuk ke arah langit, dan bibirnya komat-kamit berdoa kepada Allah.
Seketika itu juga Qutaibah langsung berteriak dengan keras: “Sesungguhnya satu jari itu lebih aku sukai dari pada seratus ribu anak panah yang terbang melayang dan seratus ribu pemuda yang berperang”.
Dan benar, peperangan itu dimenangkan oleh pasukan Qutaibah bin Muslim. Dan doa seorang lelaki shaleh lagi mulia, Muhammad bin Al Wasi’ telah membuat kokoh dan kuatnya pasukan dihadapan kekuatan musuh.
Begitulah buah dari hubungan yang sangat baik dan kuat antara seorang hamba dengan Rabbnya. Yaitu kemenangan dalam setiap perjuangan. Bahkan satu jari sekalipun bisa jauh lebih kuat dari pada seratus ribu pasukan.
Dalam kerja-kerja dakwah, seorang da’i sangat membutuhkan pertolongan-pertolongan khusus dari Allah. Sebab, beban dan tantangan dakwah dari hari ke hari semakin berat. Maka setiap da’i harus membangun hubungan yang baik dengan Allah, melalui penguatan iman dan peningkatan amal shaleh baik kualitas maupun kuantitas.
Seorang da’i tidak boleh menyepelekan doa dan ibadah yang dia lakukan kepada Allah. Bisa jadi dari situ Allah mendatangkan pertolonganNya. Tidak saja kepada dirinya, bahkan bisa kepada kerja-kerja dakwah kolektif bersama para da’i lainnya. Dan bisa jadi itu terjadi dari orang biasa-biasa saja.
Rasulullah saw bersabda:
إِنَّ مِنْ عِبَادِ اللَّهِ مَنْ لَوْ أَقْسَمَ عَلَى اللَّهِ لَأَبَرَّهُ.(رواه البخاري ومسلم)
Artinya: Sesungguhnya diantara hamba-hamba Allah, ada orang yang kalau dia bersumpah dengan nama Allah, niscaya Allah buktikan (terjadi)”. (HR bukhari dan Muslim).
Wallahu A’laa wa A’lam.
*Pembina Yayasan Waqaf Ar Risalah – Narasumber Kajian Dakwatuna SIPP FM