Sipp FM-
Sudah sering kita menyaksikan dan merasakan gempa bumi. Tentunya kita sangat tahu betapa menakutkan suasana ketika gempa terjadi. Apalagi kalau gempa yang skalanya agak tinggi. Kepanikan yang luar biasa pasti terjadi. Dan akan nampak perilaku-perilaku manusia yang aneh.
Ada yang lagi mandi, pasti tanpa pikir panjang akan lari terbirit-birit keluar rumah, walaupun hanya dengan sehelai handuk di badan. Yang lagi terbaring sakit di rumah sakit, dengan tangan masih terpasang infus, tetap akan kabur keluar rumah sakit sambil membawa infusnya.
Yang sedang belanja di mall atau super market juga akan kabur tunggang langgang meninggalkan barang belanjaannya. Bahkan kalau ada yang lagi shalat berjamaah di dalam masjid, pasti akan serta merta memutus shalatnya dan lari secepatnya keluar masjid. Bisa jadi juga ada yang berani loncat dari lantai yang tinggi, karena khawatir gedungnya akan runtuh.
Semua perilaku itu menjadi aneh atau bahkan “gila” bagi orang yang menyaksikan rekaman atau video peristiwanya. Tapi bagi yang mengalaminya, tidak ada yang aneh atau gila. Semua adalah tindakan spontan seketika.
Itu baru gempa bumi biasa. Yang skalanya masih di bawah 8 SR. Bagaimanakah kalau skalanya lebih tinggi mencapai 9 atau 10 SR atau lebih dari itu? Tentulah perilaku manusia akan semakin gila dan tidak lagi waras. Walaupun ada film yang menampilkan kejadian semisal itu, lalu masih ada manusia yang sempat berfikir waras, itu sebenarnya tidaklah mungkin alias impossible.
Beberapa gempa besar pernah terjadi di dunia. Dengan efek dan kerusakan yang sangat dahsyat. Yang terbesar gempa Chili tahun 1960 dengan kekuatan 9,5 SR. Lalu gempa Aceh tahun 2004 dengan kekuatan 9,3 SR. Kemudian ada gempa di Alaska tahun 1964 dengan kekuatan 9,2 SR. Ada juga gempa Tohoku Jepang tahun 2011 dengan kekuatan 9,1 SR. Semua bencana besar itu telah merenggut puluhan bahkan ratusan ribu nyawa manusia. Ditambah dengan kerusakan yang luar biasa.
Berapapun besarnya gempa tersebut, semuanya masih saja gempa bumi biasa. Karena gempa yang paling luar biasa itu adalah gempa kiamat. Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ إِنَّ زَلْزَلَةَ السَّاعَةِ شَيْءٌ عَظِيمٌ (1).
Artinya: “Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhan kalian; sesungguhnya keguncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat).” (QS Al Hajj: 1).
Dalam ayat ini, Allah memerintahkan hamba-hamba-Nya agar bertakwa kepada-Nya, seraya memberitahukan kepada mereka tentang peristiwa yang bakal mereka hadapi pada hari kiamat. Yaitu kengerian dan guncangan gempa yang amat teramat dahsyat.
Para ulama tafsir berbeda pendapat sehubungan dengan gempa kiamat ini, apakah terjadi sesudah manusia dibangkitkan dari kuburnya, ataukah sebelum itu. Seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:
إِذَا زُلْزِلَتِ الأرْضُ زِلْزَالَهَا. وَأَخْرَجَتِ الأرْضُ أَثْقَالَهَا.
Artinya: “Apabila bumi diguncangkan dengan guncangannya (yang dahsyat), dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung) nya. (Az-Zalzalah: 1-2).
Gempa kiamat seperti ini tentulah sangat luar biasa dahsyatnya. Sampai-sampai bumi mengeluarkan isi perutnya. Tanah menjadi terangkat dan gunung-gunung berbenturan satu sama lain. Allah menyatakan:
وَحُمِلَتِ الأرْضُ وَالْجِبَالُ فَدُكَّتَا دَكَّةً وَاحِدَةً فَيَوْمَئِذٍ وَقَعَتِ الْوَاقِعَةُ.
Artinya: “Dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali bentur. Maka pada hari itu terjadilah hari kiamat. (Al-Haqqah: 14-15).
Jelas sekali peristiwa di dalam ayat ini adalah peristiwa awal kiamat, atau terjadi bertepatan dengan penghujung usia dunia. Bukan peristiwa saat manusia dibangkit. Pendapat ini yang dipegang banyak ulama seperti Ibnu Jarir Ath Thabari, Ibnu Abi Hatim dan juga Ibnu Katsir.
Abu Hurairah menceritakan hadits Rasulullah, “Sesungguhnya Allah setelah selesai menciptakan langit dan bumi, Dia beranjak menciptakan shur (sangkakala), lalu diserahkan kepada Malaikat Israfil. Sekarang Israfil meletakkan sangkakala itu di mulutnya, sedangkan matanya memandang ke arah ‘Arasy menunggu kapan ia diperintahkan (untuk meniupnya).
Sahabat Abu Hurairah bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah shur itu?” Rasulullah Saw. menjawab, “Seperti tanduk (terompet).” Abu Hurairah bertanya, “Bagaimanakah bentuknya?” Rasulullah Saw. menjawab, “Terompet besar, Israfil akan melakukan tiga kali tiupan padanya.” Tiupan pertama menimbulkan kedahsyatan yang sangat besar, tiupan kedua adalah tiupan yang membinasakan semua makhluk, dan tiupan yang ketiga adalah tiupan yang membangkitkan semua makhluk hidup kembali untuk menghadap kepada Tuhan semesta alam.” (HR Ahmad).
Banyak sekali hadits yang membicarakan kengerian (gempa) hari kiamat. Pada intinya, itulah kejadian yang sangat besar, petaka yang amat dahsyat, bencana yang mengerikan, peristiwa yang besar huru-haranya, dan sangat aneh. Dan yang dimaksud dengan az-zalzalah ialah kengerian dan rasa terkejut yang menimpa jiwa manusia.
Kemudian Allah SWT memberikan gambaran kengerian goncangan hari kiamat tersebut dalam firmanNya:
يَوْمَ تَرَوْنَهَا تَذْهَلُ كُلُّ مُرْضِعَةٍ عَمَّا أَرْضَعَتْ وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَمْلٍ حَمْلَهَا وَتَرَى النَّاسَ سُكَارَى وَمَا هُمْ بِسُكَارَى وَلَكِنَّ عَذَابَ اللَّهِ شَدِيدٌ (2).
Artinya: “Pada hari (ketika) kalian melihat keguncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusukannya, dan gugurlah kandungan semua wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat kerasnya.” (QS Al Hajj: 2).
Saking dahsyatnya goncangan hari kiamat ini, manusia akan hilang akal dan hilang ingatan. Akibatnya, orang-orang yang paling dicintai dan disayangi akan dilupakan.
Siapa yang ragu akan cinta seorang ibu pada bayi susuannya? Tak ada. Itulah posisi cinta yang sangat besar. Tapi, saat kiamat terjadi, seorang ibu akan melepaskan bayinya yang lagi menyusu dan melupakannya. Bahkan, seorang ibu yang lagi hamil yang pasti sangat hati-hati menjaga bayi dalam kandungannya, saat kiamat datang bayinya langsung keluar dari perutnya, saking ngerinya peristiwa kiamat tersebut.
Imam Ahmad pernah meriwayatkan bahwa Aisyah pernah bertanya kepada Rasulullah, “Apakah saat kiamat seorang kekasih akan ingat kekasihnya?”. Maka Rasulullah saw menjelas bahwa ada 3 situasi dimana seorang kekasih akan lupa dengan kekasihnya: saat hari kiamat, saat buku-buku amal berterbangan dan saat timbangan amal sudah Allah letakkan.
Sesungguhnya goncangan hari kiamat adalah sehebat-hebat goncangan. Tidak akan bertemu dengannya kecuali orang-orang kafir dan para pendosa. Maka pertemuan dengan hari kiamat merupakan salah satu bentuk azab. Orang-orang beriman akan diwafatkan Allah sebelum kiamat datang.
Pelajaran dari kisah ini:
1. Seorang mukmin tidak terlalu sibuk mencari kapan akan terjadi hari kiamat. Akan tetapi lebih focus kepada persiapan menyambutnya.
2. Berbagai peristiwa bencana di muka ini, bagi orang beriman adalah teguran Allah agar cepat-cepat kembali bertobat kepadaNya. Sebab, bencana-bencana itu merupakan miniatur hari kiamat.
3. Setiap mukmin harus berlindung kepada Allah agar tidak bertemu dengan hari kiamat. Sebab, bertemu itu adalah azab.
4. Bumi dan segala isinya ini pasti akan berakhir. Tak ada yang abadi. Yang kuat dan berkuasa tak akan selamanya begitu. Yang lemah dan tertindas juga takkan selamanya begitu. Dunia ini akan berakhir, tapi ia bukan akhir segalanya. Ada dunia lain yang menanti, saat keadilan benar-benar ditegakkan.
Wallahu A’laa wa A’lam.
Oleh: Irsyad Syafar