Pengawasan Hati

Keluarga SIPP, masih ingat dengan kisah Khalifah Umar bin Khattab dengan bocah pengembala kambing di sudut kota Madinah?

Ketika itu sang Khalifah berniat menguji kesetiaan si bocah pengembala kambing dengan memintanya menjual salah satu kambing gembalaannya. Si bocah pengembala menolak dengan halus, bahwa hewan-hewan itu bukan miliknya. Namun sang khalifah tak kehabisan akal menguji bocah pengembala ini. Hingga keluar jawaban yang barangkali tidak terfikirkan oleh khalifah, “Meski tuan saya tidak tahu, tapi dimana Allah?”

Inilah “pengawasan nurani” yang jauh lebih waspada daripada pengawasan majikan atau manusia manapun. Karena nurani akan selalu dan menerima kebenaran serta menolak hal-hal yang berseberangan dengan nilai kebenaran. Pengawasan nurani akan menumbuhkan sikap jujur dan bertanggung jawab, sehingga melahirkan sikap professional dalam setiap pekerjaan.

Jika setiap orang merasa “takut” pada pengawasan nuraninya, tentu CCTV tidak diperlukan lagi di pusat-pusat perbelanjaan, tak perlu ada finger print dan sejenisnya di kantoran untuk membuktikan keakuratan data laporan bulanan, tak akan ada lagi kasus korupsi di negeri kita.

 

Tinggalkan komentar