Oleh: Irsyad Syafar
Alkisah seorang nenek yang kaya raya tinggal di sebuah rumah yang megah. Rumahnya terdiri dari dua lantai dan cukup besar. Nenek ini punya banyak harta berharga berupa emas dan permata. Namun tidak ada yang tahu letaknya kecuali dia saja.
Rumah megah yang dua lantai tersebut memiliki beberapa kamar. Si nenek ini hidup ditemani seorang cucunya ‘Ahmad’ yang sudah beranjak dewasa. Si nenek biasanya tidur di kamar lantai satu. Sedangkan cucunya Ahmad di kamar lantai dua.
Suatu malam, berhasillah seorang pencuri masuk ke rumah yang megah itu. Ia langsung mencari kamar si nenek untuk memaksanya menunjukkan letak perhiasan dan harta berharganya. Si nenek cukup terkejut ketika terbangun dengan masuknya pencuri ke dalam kamarnya. Namun ia masih bisa menjaga emosionalnya dan bersikap tenang.
Pencuri yang kasar lagi bengis itu mengancam ai nenek. Ia meminta si nenek untuk menunjukkan dimana disembunyikan hartanya. “Ayo cepaaat!!! Tunjukkan dimana tempat penyimpanan hartamu, hai perempuan tua!!!”
Dengan tenang si nenek berusaha menghadapi pencuri tersebut. “Hei cucu, kamu ini siapa? Kok ada di kamar saya???”
“Aaah, jangan banyak ngomong!!!” Tunjukkan dimana hartamuu!!” Kata si pencuri yang semakin emosi.
Si nenek merasa takut dan gugup. Tapi ia berusaha untuk tetap bisa berdialog dengan pencuri tersebut. Nenek berkata, “Aku akan beritahu dimana hartaku bila kamu mau membantu menafsirkan mimpiku sebentar ini!”.
Si pencuri menjadi heran. Apa pula hubungan mimpi dengan simpanan hartanya. Tapi karena dia sudah tidak sabar untuk segera mengetahui tempat penyimpanan harta nenek tersebut, maka dia segera menjawab: “Ayo ceritakan mimpimu itu hai nenek tua! Cepaaat, aku tidak punya waktu!”
Pertanyaan si pencuri membuat si nenek punya waktu untuk berpikir lebih jernih. Nenek itu berkata lagi: “Tadi aku bermimpi sedang berjalan kaki di tepi sungai. Tiba-tiba kakiku tersandung dan aku hampir jatuh masuk ke sungai. Spontan saja aku berteriak keras: “Ahmaaaad, tolong aku. Ahmaad, toloooong… toloooong…?” Kataku berulang kali. Apakah kira-kira arti dari mimpiku tersebut?” Tanya sang nenek.
Si pencuri terdiam sejenak sambil berpikir. Apa kira-kira arti dari mimpi tersebut. Namun tiba-tiba kepalanya kena pukulan telak dengan sebuah kayu. Pencuri itupun rebah dan pingsan seketika. Ahmad pun berdiri gagah di depan neneknya.
* * * * *
Dalam kehidupan kita sehari-hari, kadang kita mengalami keadaan yang lemah atau tak berdaya secara fisik. Namun jangan pernah kita lemah akal alias kehilangan akal. Hadapi permasalahan dengan tenang dan akal yang jernih. Jangan tertipu dengan kuatnya fisik kalau akalnya lemah. Bahkan orang beriman harus terus berusaha menggunakan akalnya untuk kebaikannya di dunia dan akhirat.
Rasulullah saw menyuruh para sahabatnya untuk tidak merasa lemah dan terus memohon pertolongan kepada Allah Swt. Kalaupun kemudian ia tertimpa masalah, maka serahkan semuanya kepada takdir dan kehendak Allah. Beliau bersabda:
احْرِصْ علَى ما يَنْفَعُكَ، وَاسْتَعِنْ باللَّهِ وَلَا تَعْجَزْ، وإنْ أَصَابَكَ شيءٌ، فلا تَقُلْ لو أَنِّي فَعَلْتُ كانَ كَذَا وَكَذَا، وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللهِ وَما شَاءَ فَعَلَ، فإنَّ لو تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ.
Artinya: “Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah pada Allah, jangan engkau lemah.
Jika engkau tertimpa suatu musibah, maka janganlah engkau katakan: “Seandainya aku lakukan demikian dan demikian”. Akan tetapi hendaklah kau katakan: “Ini sudah jadi takdir Allah. Setiap apa yang telah Dia kehendaki pasti terjadi”. Karena perkataan “law” (seandainya) dapat membuka pintu setan.” (HR Muslim). (ref)