Pernah atau sering terjadi, ketika anak dimarahi oleh orang tuanya karena sebuah kesalahan, si anak justru menganggap orang tuanya tidak lagi menyayanginya. Padahal maksud dan tujuan orang tuanya marah adalah untuk memberitahu si anak bahwa dia salah dan berharap bisa merubah kesalahan itu di masa yang akan datang. Karena sering dimarahi seperti itu, akhirnya seiring berjalannya waktu terciptalah jarak antara anak dan orang tua. Anak merasa takut melakukan apapun karena akan dimarahi oleh orang tuanya.

Tentunya hal seperti ini tidak diinginkan oleh orang tua maupun anak. Oleh karena itu, sebagai orang tua yang bertugas mendidik anak semestinya kita mengetahui bagaimana cara menjalin komunikasi yang efektif dan penuh cinta dengan anak. Karena komunikasi adalah bagian terpenting dalam tumbuh kembang anak.

Di dalam berkomunikasi ternyata ada kekeliruan yang dilakukan oleh orang tua, di antaranya komunikasi dengan mengancam dan komunikasi yang menghibur. Contoh gaya komunikasi yang mengancam misalnya ketika anak sedang memasang sepatunya sendiri, lalu orang tuanya berkata, “ayo cepat pasang sepatunya dek, nanti mama tinggal!”. Dari contoh ini mungkin anak akan menjadi tidak nyaman, melakukan sesuatu dengan tergesa-gesa, atau malah akan menimbulkan perasaan jengkel jika ternyata mamanya tidak benar-benar pergi meninggalkannya. Sehingga, nantinya anak akan terbiasa menyepelekan perintah orang tuanya karena ancaman-ancaman yang diucapkan hanya bohong belaka.

Selanjutnya, gaya komunikasi yang menghibur. Misalnya, ketika anak menangis karena terjatuh. Kemudian agar si anak diam, orang tua menghiburnya dengan memukul lantai dan memarahi lantainya, “sakit ya dek? ini lantainya jahat, udah mama pukul, jangan nangis lagi ya…”. Ini adalah salah karena anak akan cenderung melarikan diri jika menemukan masalah lagi. Orang tua mestinya memberikan pengertian / pemahaman kepada anak tentang penyebab dia terjatuh agar nantinya si anak bisa lebih berhati-hati.

Maka dari itu, sebagai orang tua kita perlu membangun komunikasi yang tepat dengan anak. Ada beberapa cara dalam membangun komunikasi yang efektif dan penuh cinta dengan anak.

  1. Luangkan waktu beberapa saat setiap hari untuk berbicara dan mendengarkan anak.
  2. Memerhatikan apa yang sedang anak bicarakan pada Anda. Sebisa mungkin Anda hanya fokus mendengarkan anak, tidak sambil menonton televisi atau memegang gadged. Karena cara berkomunikasi tidak melulu dengan bahasa verbal, tapi juga dengan bahasa tubuh/ gerak-gerik, maupun tatapan. Hal ini juga dapat mengajarkan anak bagaimana cara menjadi pendengar yang baik.
  3. Mendorong anak untuk mengungkapkan ide-ide maupun opininya terhadap suatu hal. Biarkan anak bertanya apapun pada Anda dan sebisa mungkin beri anak jawaban yang baik. Ini merupakan salah satu bentuk komunikasi positif antar orangtua dan anak (berbicara dan mendengarkan secara bergantian).
  4. Jangan takut untuk membahas hal-hal yang penting, mengkritik anak, atau menyalahkan anak. Tentunya disampaikan dengan bahasa yang tepat. Tidak berteriak atau berbicara kasar yang dapat menyakiti hati anak. Ingat, orang tua adalah panutan bagi anak.
(Disampaikan oleh Meria Susanti, M.Psi.,Psikolog dalam Talkshow Parenting Clinic Radio SIPP FM)
SIPP FM