Bayangkan saja, di zaman ketika penjajahan masih merajalela, Belanda masih suka membatasi muslimah untuk belajar dan menimba ilmu, ternyata bangsa kita punya sejarah tentang seorang muslimah yang melampaui zamannya.
Muslimah yang satu ini terkenal sebagai penulis yang tajam dan seorang orator yang handal. Perkenalkan, nama beliau adalah Hajjah Rangkayo Rasuna Said, rahimahallah.
Muslimah yang terlahir di Maninjau, Agam, Sumatera Barat, 14 September 1910 dan wafat di Jakarta, 2 November 1965 ini memang istimewa. Beliau tercatat pernah menimba ilmu di Pesantren Ar Rasyidiyah, dan beliaulah sebagai satu-satunya santri perempuan di sana.
Itulah yang membuat beliau dikenal sebagai wanita yang memperjuangkan agar muslimah juga bisa mendapatkan hak untuk belajar. Rasuna Said pun teguh membela agar Indonesia menjadi negara merdeka.
Seorang guru pernah berkata, jika orang besar pun lahir ketika ia membersamai tokoh besar. Itulah yang terjadi pada Rasuna Said. Beliau mendapatkan secercah inspirasi dari sosok Syaikhah Rahmah El Yunusiyyah rahimahallah ketika bersekolah di Diniyah School Putri.
Ketika membaca kisah hidup HR Rasuna Said, aku makin kagum karena pikiran beliau memang melampaui zamannya. Beliau berpandangan bahwa perjuangan muslimah tidak hanya bisa dilakukan lewat jalur pendidikan. Perlu ada kanal perjuangan baru dan itu adalah medan laga perpolitikan. Beliau pernah menawarkan agar pendidikan politik diajarkan di Diniyah School meskipun ditolak.
Google mengangkat sosok beliau hari ini dalam karya seni Doodle sebagai bentuk penghargaan sekaligus merayakan ulang tahun ke-112 Rasuna Said, yang dikenang sebagai “Singa Betina Pergerakan Kemerdekaan Indonesia”.
Di antara kisah-kisah yang tercatat dalam sejarah beliau, ada satu teks yang mengabadikan surat yang dikirim oleh Rasuna Said pada saudara-saudari Permi (Persatuan Muslim Indonesia) selama beliau menunggu sidang. Beliau menulis,
“Kita berjuang dengan keyakinan! Jika kita menang dalam perjuangan kita, kita akan mendapatkan dua manfaat. Pertama, Indonesia akan merdeka; kedua, surga seperti yang dijanjikan Allah.
Dan jika kita gagal –tapi tidak boleh– maka memang Indonesia merdeka tidak akan tercapai, tapi surga masih menanti. Ini adalah keyakinan kita!”
Referensi:
1. HR Rasuna Said Sang Orator Ulung, Republika
2. Rasuna Said: Lioness of the Indonesian Independence Movement, Sally White
Sumber: Gen Saladin Chanel