Oleh: Irsyad Syafar
Saaat Nabi Muhammad saw. sudah resmi menjadi Nabi dan Rasul dan adanya perintah untuk bangkit menyampaikan dakwah sudah Allah Swt. turunkan. Tentu Beliau harus segera menyampaikan wahyu yang sudah turun tersebut. Sementara itu kondisi kota Makkah sangat tidak sejalan dengan misi dakwah Beliau. Kota Makkah adalah pusat agama bangsa Arab ketika itu. Di sana terdapat Ka’bah yang menjadi pusat ritual mereka, tetapi dipenuhi oleh ratusan berhala yang menjadi sembahan mereka.
Tentunya berdakwah menyampaikan risalah tauhid kepada kaum penyembah berhala berpuluh-puluh tahun tidaklah mudah. Apalagi di pusat penyembahan berhala itu sendiri. Kecuali kalau berdakwahnya jauh dipinggiran negeri Arab yang tidak terlalu kental kesyirikannya. Namun itu telah menjadi taqdir Allah Swt. Pastilah ada hikmah dan kehendak Allah dibalik itu semua. Maka pilihan utama dalam metode dakwah Rasulullah Saw. adalah berdakwah secara diam-diam dan sembunyi-sembunyi (dakwah sirriyah).
Secara normatif tentunya Rasulullah Saw. pertama kali menyampaikan dakwahnya adalah kepada keluarganya. Baru kemudian kepada orang-orang dekat yang sudah sangat dikenal dengan baik dan mempunyai hubungan yang sangat dekat lagi bisa dipercaya. Maka yang paling pertama kali beriman kepada Beliau adalah istrinya sendiri, Khadijah ra. Kemudian budaknya yang kemudian dimerdekakan yaitu Zaid bin Haritsah. Lalu anak pamannya yang masih remaja dan telah hidup di bawah tanggungan Rasulullah Saw., yaitu Ali bin Abi Thalib. Dan teman dekat yang sangat percaya dengannya yaitu Abu Bakar Shiddiq. Semua mereka ini masuk Islam dan berimana kepada Rasulullah Saw. sejak hari pertama kenabian.
Setelah itu Abu Bakar langsung bergerak menyampaikan agama baru agama tauhid ini kepada rekan dan teman kepercayaannya. Abu Bakar juga seorang yang terkenal memiliki akhlak yang baik, dipercaya oleh berbagai kalangan dan seorang pedagang yang jujur dan sukses. Maka masuk Islamlah dari dakwah Abu Bakar ini beberapa sahabat mulia: Utsman bin Affan, Zubeir bin Awwam, Abdur Rahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqqash dan Thalhah bin Ubaidillah. Mereka ini kemudian semuanya termasuk dalam 10 orang yang dijamin masuk surga oleh Rasulullah Saw.
Selanjutnya setelah itu masuk Islam juga Bilal bin Rabah, Abu Ubaidah bin Jarrah, Abu Salamah, Al Arqam bin Abil Arqam, Utsman bin Maz’un, dan dua saudaranya yang bernama Quddamah dan Abdullah. Termasuk juga setelah itu Fathimah binti Khattab adiknya Umar bin Khattab bersama suaminya Khubab bin Art dan juga Abdullah bin Mas’ud. Mereka ini dinamakan dengan generasi awal yang masuk Islam atau As Sabiqunal Awwalun.
Setelah itu mulailah beberapa orang masuk Islam di kota Makkah. Namun Rasulullah Saw. masih berdakwah secara sembunyi-sembunyi dan sangat personal. Kaum muslimin yang baru ini dikumpulkan oleh Rasulullah Saw. di rumah Arqam bin Abil Arqam di malam hari, dan diajarkan Islam. Wahyu yang turun ketika itupun juga surat-surat pendek yang masih datar dan mengandung nilai-nilai tauhid, seperti beriman kepada Allah dan tentang adanya akhirat dengan surga dan nerakanya. Sejalan dengan situasi dan suasana yang sangat baru ketika itu.
Adapun ibadah yang sudah disyariatkan di awal munculnya Islam ini adalah ibadah shalat. Yaitu shalat dua rakaat di pagi hari dan shalat dua rakaat di sore hari. Dalam melaksanakan shalatnya Rasulullah Saw. melakukannya secara sembunyi-sembunyi di sudut kota Makkah atau pelosoknya. Adapun perintah shalat pagi dan petang itu sesuai dengan firman Allah Swt.:
فَاصْبِرْ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ بِالْعَشِيِّ وَالْإِبْكَارِ. (الغافر: 55).
Artinya: “Maka bersabarlah kamu, karena sesungguhnya janji Allah itu benar, dan mohonlah ampunan untuk dosamu dan bertasbihlah seraya memuji Tuhanmu pada waktu petang dan pagi.” (QS Al Ghafir).
Juga terdapat riwayat beberapa hadits yang menyebutkan bahwa di awal-awal Islam, malaikat Jibril mendatangi Rasulullah Saw. dan mengajarkannya cara bewudhu’ dan cara shalat. Di antaranya sebagaimana yang ditegaskan dalam hadits riwayat Ahmad dan Ad-Daraquthni bahwa:
أَنَّ جِبْرِيْلَ أَتَاهُ فِي أَوَّلِ مَا أُوْحِيَ إِلَيْهِ فَعَلَّمَهُ الْوُضُوْءَ وَالصَّلَاةَ. (رواه أحمد ودار القطني).
Artinya, “Jibril datang kepada Rasul ketika menyampaikan wahyu pertama dan mengajarkan Rasul wudhu’ dan shalat,” (HR Ahmad dan Ad-Daraquthni).
Quraisy mulai mendengar Islam
Walaupun dakwah Rasulullah sudah berjalan secara rahasia dan sembunyi-sembunyi, namun perlahan tapi pasti, sayup-sayup agama Islam ini mulai sampai beritanya kepada Quraisy. Nama Islam mulai ada yang menyebut dan membacanya. Apalagi sudah mulai banyak dari kalangan suku Quraisy dan juga dari luar suku Quraisy yang masuk Islam. Jumlah semuanya sudah lebih dari 40 orang. Akan tetapi hal ini tidak terlalu dipedulikan oleh para petinggi Quraisy. Mereka menganggapnya ini mirip dengan beberapa orang sebelumnya yang pernah menyuarakan tentang ketuhanan dan hak-haknya. Semisal Umayyah bin Abi Shalt, Qis bin Sa’idah, Amru bin Naufal dan lain-lainnya. Sehingga penyikapan Quraisy ini belum berpengaruh kepada gerak dakwah Rasulullah Saw dan para sahabat generasi awal tersebut.
Dakwah secara sembunyi dan rahasia ini berlangsung selama 3 tahun lebih kurang. Dalam masa itu terbentuklah satu jamaah kaum muslimin. Meraka dibimbing langsung oleh Rasulullah Saw. Kesatuan dan soliditas mereka dibangun atas landasan tauhid, persaudaraan dan saling tolong-menolong. Mayoritas yang menjadi pengikut awal dakwah Rasulullah Saw. ini adalah kaum dhu’afa dan juga para budak.