Pakaian adat penghulu atau datuak di Minangkabau, Sumatera Barat, merupakan simbol yang sarat makna, mencerminkan kehormatan, kekuasaan, dan tanggung jawab. Untuk memahami lebih dalam tentang makna di balik pakaian adat ini, Radio SIPP FM melalui Program Dialog Sosial Budaya mengundang salah seorang penghulu Heru Fitria Deaandi DT Majo Basa, yang berbincang tentang Makna Pakaian Adat Penghulu di Minangkabau.

Menurut Heru Fitria Desandi, pakaian adat penghulu terdiri dari beberapa komponen utama, yang masing-masing memiliki makna simbolis. Berikut adalah komponen utama pakaian adat penghulu di Minangkabau:

1. Baju
Baju penghulu biasanya terbuat dari kain sutra atau bahan berkualitas tinggi lainnya. Warna-warna yang digunakan, seperti merah, hitam, dan emas, memiliki makna tersendiri. Merah melambangkan keberanian, hitam melambangkan kekuatan dan kebijaksanaan, sementara emas melambangkan kemuliaan dan kekayaan. “Baju ini bukan hanya sekadar pakaian, tetapi juga simbol status dan kewibawaan,” ujar Heru.

2. Sarung
Sarung yang dikenakan oleh penghulu seringkali bermotif songket khas Minangkabau. Songket ini ditenun dengan benang emas atau perak, memberikan kilau dan keindahan yang mencerminkan kemewahan dan kemuliaan. “Motif songket pada sarung juga mengandung cerita dan filosofi yang diwariskan dari generasi ke generasi,” tambah Heru.

3. Destar (Tengkuluk) atau Saluak
Destar atau saluak adalah penutup kepala yang dikenakan oleh penghulu. Penutup kepala ini biasanya dibuat dari kain yang sama dengan baju atau sarung dan dihiasi dengan hiasan tambahan seperti benang emas atau perak. “Destar ini melambangkan kebijaksanaan dan kewibawaan seorang pemimpin,” jelas Heru.

4. Selendang atau Cawek
Selendang atau cawek dikenakan di bahu atau pinggang sebagai tambahan estetika dan fungsional. Selendang ini seringkali memiliki motif dan warna yang serasi dengan baju dan sarung, serta diikat dengan cara tertentu yang menunjukkan ketrampilan dan seni budaya Minangkabau. “Selendang ini juga melambangkan kehormatan dan tanggung jawab penghulu,” kata Heru.

5. Ornamen Tambahan
Beberapa penghulu juga mengenakan berbagai ornamen tambahan seperti kalung, cincin, dan keris. Ornamen ini tidak hanya berfungsi sebagai perhiasan tetapi juga sebagai simbol kekuatan dan perlindungan. “Ornamen tambahan ini menambah keagungan penampilan penghulu,” ungkap Heru.

Heru Fitria Desandi menjelaskan bahwa setiap komponen pakaian adat penghulu memiliki makna dan simbolisme yang mendalam. “Pakaian ini mencerminkan identitas budaya dan status sosial pemakainya. Warna dan motif yang digunakan juga menyampaikan pesan moral dan nilai-nilai kehidupan yang luhur,” jelasnya.

Pakaian adat ini tidak hanya digunakan dalam upacara adat tetapi juga dalam berbagai kegiatan penting lainnya, seperti pertemuan adat dan upacara pernikahan. “Pakaian penghulu mencerminkan kedudukan tinggi dan tanggung jawab besar dalam menjaga adat dan tradisi Minangkabau,” tambah Heru.

Penghulu atau datuak memiliki peran penting dalam masyarakat Minangkabau sebagai pemimpin adat dan penegak hukum adat. Mereka bertanggung jawab dalam menyelesaikan konflik, menjaga harmoni, dan memimpin upacara adat. “Pakaian adat penghulu adalah simbol dari peran tersebut, menegaskan otoritas dan kewibawaan dalam masyarakat,” kata Heru.

Pakaian adat penghulu atau datuak di Minangkabau bukan sekadar busana, melainkan simbol kehormatan, kekuasaan, dan tanggung jawab. Melalui wawancara dengan Heru Fitria Desandi DT Majo Basa, kita memahami bahwa setiap elemen pakaian ini memiliki makna yang mendalam, mencerminkan identitas budaya dan status sosial pemakainya. Sebagai bagian dari warisan budaya Minangkabau, pakaian adat penghulu mengajarkan nilai-nilai kehidupan yang luhur dan memperkuat ikatan sosial dalam masyarakat.

Dengan memahami makna di balik pakaian adat penghulu, kita dapat lebih menghargai kekayaan budaya Minangkabau dan peran penting yang dimainkan oleh penghulu dalam menjaga dan melestarikan tradisi ini. [Dwi-Dini]

Disampaikan oleh: Heru Fitria Desandi (Datuak Majo Basa) pada Dialog Sosial Budaya Radio SIPP FM, Rabu (07/08/2024)