Lembaga Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Lingkungan (LP2M) didirikan dengan tujuan untuk mendorong perubahan dan menciptakan kesetaraan gender. Berlandaskan pada dua pilar utama, yaitu penelitian dan pemberdayaan, LP2M memiliki visi untuk mewujudkan perempuan berdaulat. Untuk mencapai visi tersebut, LP2M mengembangkan empat program utama yang mencakup hak perempuan, partisipasi politik, manajemen risiko bencana, dan pemberdayaan ekonomi.

Nurul Ulya, seorang staf lapangan inklusi di LP2M, memulai kontribusinya sebagai relawan sebelum diangkat menjadi staf lapangan di Kabupaten Pariaman. Dalam perannya, Nurul mendampingi perempuan muda dan dewasa, khususnya dalam upaya pencegahan pernikahan di bawah umur. Kegiatan rutin yang dilakukan setiap bulan mencakup diskusi tentang isu-isu gender, kesehatan reproduksi, dan strategi penguatan ekonomi perempuan.

LP2M menerapkan strategi berbasis perkumpulan dan relawan, di mana setiap anggota baru diharuskan menjadi relawan terlebih dahulu. Pendekatan ini memastikan bahwa anggota memiliki pemahaman mendalam tentang nilai-nilai keberlanjutan dan keterlibatan sosial. Diskusi mengenai nilai-nilai kerelawanan menjadi bagian penting dalam pembinaan anggota, mengingat pentingnya partisipasi aktif untuk keberhasilan program LP2M.

Keterlibatan laki-laki dalam kegiatan LP2M juga dianggap strategis untuk mencapai cita-cita kesetaraan gender. Dengan mendukung perempuan dalam berbagai aspek kehidupan, laki-laki dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih adil dan setara. Selain itu, LP2M menyadari bahwa permasalahan ekonomi sering kali menjadi pemicu konflik dalam keluarga, sehingga penting untuk meningkatkan kapasitas ekonomi perempuan.

Salah satu isu utama yang menjadi fokus LP2M adalah pencegahan pernikahan dini, khususnya pernikahan di bawah usia 19 tahun. Bersama dengan Madonna, seorang anggota Dewan Pengurus LP2M, Nurul Ulya memimpin diskusi dengan tema “Mengubur Mimpi dan Mengancam Masa Depan”. Mereka menekankan bahwa pernikahan dini dapat mengakibatkan berbagai konsekuensi negatif, termasuk putusnya pendidikan, terbatasnya akses terhadap layanan kesehatan reproduksi, dan meningkatnya risiko kekerasan dalam rumah tangga.

Pernikahan dini juga berkontribusi pada kemiskinan jangka panjang, di mana perempuan kehilangan kesempatan untuk berkembang secara ekonomi dan sosial. Oleh karena itu, edukasi menjadi langkah awal yang krusial dalam pencegahan pernikahan dini. Meningkatkan kesadaran tentang hak-hak perempuan dan konsekuensi dari pernikahan dini diharapkan dapat membantu masyarakat menghargai pentingnya memberikan kesempatan kepada perempuan untuk menyelesaikan pendidikan mereka sebelum menikah.

1. Edukasi dan Kesadara
Meningkatkan kesadaran tentang hak-hak perempuan dan dampak negatif dari pernikahan dini melalui kampanye dan program edukasi di sekolah-sekolah dan komunitas.

2. Penguatan Ekonomi Perempuan
Memberikan pelatihan keterampilan dan akses terhadap sumber daya ekonomi untuk perempuan muda, sehingga mereka dapat mandiri secara finansial dan memiliki kekuatan untuk menolak pernikahan dini.

3. Keterlibatan Keluarga dan Masyarakat
Melibatkan orang tua, guru, dan pemimpin komunitas dalam upaya pencegahan pernikahan dini. Mereka perlu memahami dampak negatif dari pernikahan dini dan mendukung perempuan muda untuk mengejar pendidikan dan karir.

4. Kebijakan dan Perlindungan Hukum
Mendorong pemerintah untuk memperkuat kebijakan dan peraturan yang melarang pernikahan di bawah umur, serta memastikan perlindungan hukum bagi perempuan yang terancam pernikahan dini.

LP2M berkomitmen untuk menciptakan perubahan dan kesetaraan bagi perempuan melalui berbagai program yang fokus pada hak, politik, manajemen risiko bencana, dan pemberdayaan ekonomi. Dengan strategi berbasis perkumpulan dan relawan, serta keterlibatan aktif dari masyarakat, LP2M berupaya mencegah pernikahan dini dan mendukung perempuan untuk mencapai impian mereka. Melalui edukasi, penguatan ekonomi, dan keterlibatan komunitas, LP2M berharap dapat menciptakan masyarakat yang lebih adil dan setara, di mana setiap perempuan memiliki kesempatan untuk meraih masa depan yang lebih baik. (Dwi-Dini)

Disampaikan oleh: Nurul Ulya & Madonna (Staf Lapangan Inklusi & Dewan Pengurus LP2M) pada Spesial Talkshow  Radio SIPP FM, Rabu (07/08/2024)