Level Manusia dalam Pengaduan

Oleh: Irsyad Syafar
Dalam masalah pengaduan, Ibnu Qayyim Al Jauziyah membagi manusia kepada 3 level:
Level pertama, dan ini level yang terendah, yaitu manusia yang mengadukan Allah kepada makhlukNya. Ini adalah manusia yang paling jahil. Ia tidak kenal siapa sebenarnya Sang Khaliq dan tidak tahu siapa sebenarnya makhluk.
Bagaimana manusia mengadukan Allah kepada makhluk? Yaitu ketika ia datang kepada manusia lain, lalu ia mengeluhkan kemiskinannya, melaporkan kesusahannya dan mengadukan nasibnya kepada manusia. Seorang pujangga mengatakan: “Jika engkau mengadu kepada anak Adam, sesungguhnya engkau Mengadukan Yang Maha Penyayang Kepada yang tidak pandai menyayangi.”
Level kedua adalah level pertengahan. Yaitu orang yang mengadukan manusia lain kepada Allah. Orang ini melaporkan kezhaliman orang lain terhadap dirinya kepada Allah. Ia adukan aniaya yang yang menimpa dirinya dari makhluk lain kepadaNya. Akan tetapi level ini belumlah ideal dan mulia bagi orang beriman.
Adapun level tertinggi, atau level ketiga, adalah orang yang mengadukan dirinya kepada Allah. Ia akui bahwa dirinya masih lemah, masih banyak kekurangan dan kekhilafan, dan dia sadari betapa banyak masalah yang menimpanya, semata-mata karena kelemahan dirinya sendiri.
Mengenai masalah ini, banyak firman Allah yang mengabarkannya, antara lain:
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ.
Artinya: “Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS Asy Syuura: 30).
مَا أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللَّهِ ۖ وَمَا أَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَفْسِكَ ۚ وَأَرْسَلْنَاكَ لِلنَّاسِ رَسُولًا ۚ وَكَفَىٰ بِاللَّهِ شَهِيدًا.
Artinya: “Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi.” (QS An Nisa: 79).
أَوَلَمَّا أَصَابَتْكُمْ مُصِيبَةٌ قَدْ أَصَبْتُمْ مِثْلَيْهَا قُلْتُمْ أَنَّىٰ هَٰذَا ۖ قُلْ هُوَ مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ.
Artinya: “Dan mengapa ketika kamu ditimpa musibah (pada peperangan Uhud), padahal kamu telah menimpakan kekalahan dua kali lipat kepada musuh-musuhmu (pada peperangan Badar), kamu berkata: “Darimana datangnya (kekalahan) ini?” Katakanlah: “Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri”. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS Ali Imran: 165).
Wallahu A’laa wa A’lam.

Tinggalkan komentar