Seluruh aspek kehidupan ini telah dijelaskan dalam firman Allah Swt pada qur’an surat Al-Ahzab ayat 21, yang artinya: “Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.” (QS. Al Ahzab: 21)

Tanggal 12 Rabiul Awal merupakan tanggal bersejarah bagi umat Islam di seluruh dunia, karena pada tanggal tersebut lahir seorang rasul yang membawa risalah Islam. Beliau adalah Nabi Besar Muhammad saw. Beliau adalah nabi terakhir (khataman nabiyin) yang diutus Allah Swt, yang diutus memperbaiki akhlak manusia.

Peringatan maulid nabi adalah sebagai upaya mengingat kembali hari kelahiran dan sejarah hidup nabi, meningkatkan komitmen memegang teguh ajarannya dan menjadikan beliau sebagai figur teladan utama bagi kaum muslimin khususnya dan setiap manusia pada umumnya.

Peringatan maulid nabi biasanya dilakukan dalam berbagai bentuk, ada yang mengadakan tablig akbar dengan mendatangkan ulama terkenal, membaca shalawat nabi dan aneka tradisi lainnya yang berkembang dimasyarakat. Kita percaya bahwa itu semua merupakan bentuk ekpresi kecintaan kaum muslimin terhadap nabi yang dicinta

Berbicara tentang pemimpin dan kepemimpinan, maka teladan yang paling baik adalah kepemimpinan Rasulullah saw. Sebab, dalam kurun waktu yang singkat (sekitar 23 tahun) beliau berhasil dengan gemilang merekontruksi akhlak masyarakat Mekah dari akhlak jahiliah menjadi masyarakat yang berakhlak mulia (akhlakul karimah). Kota Mekah yang dulu tidak dikenal dalam sejarah peradaban manusia, menjadi daerah yang masyarakatnya memiliki akhlak mulia. Tugas utama Nabi adalah untuk memperbaiki akhlak manusia. Keberhasilan Nabi mengubah aspek moralitas tersebut manjadi alasan Michael Hart (seorang penulis non muslim) menempatkan nabi diurutan pertama diantara 100 tokoh paling berpengaruh di dunia.

Adapun beberapa sifat dari Keteladanan Rasulullah diantaranya:

  1. Memiliki sifat rendah hati

Rendah hati merupakan akhlak yang sangat penting dimiliki setiap insan, sebab sifat ini akan melahirkan berbagai sikap-sikap mulia dan menentramkan kehidupan masyarakat. Sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad, beliau selalu rendah hati kepada siapapun, bahkan tidak pernah menyombongkan kemuliaan dan keistimewaannya.

  1. Memiliki akhlak yang mulia

Rasulullah saw terkenal memiliki akhlak yang paling mulia, yang dapat dijadikan sebagai teladan bagi umatnya. Di antara akhlak mulia beliau yaitu selalu berprasangka baik, tidak pernah berbuat keji, berlaku kasar, dan tidak pernah berteriak. Selain itu, beliaujuga tidak pernah membalas perbuatan buruk yang menimpanya kepada seseorang akan tetapi malah mendoakan orang yang berbuat jahat padanya dengan hal-hal yang baik.

Sebagaimana telah dijelaskan dalam sebuah hadits Imam Ahmad, dari Abu Abdila Al Jadali, dia berkata, “Aku berkata kepada Aisyah, ‘Bagaimanakah akhlak Rasulullah SAW kepada keluarganya?’ Aisyah menjawab, ‘Beliau adalah orang yang paling terpuji akhlaknya. Rasulullah sama sekali tidak pernah berbuat keji, berlaku kasar, dan tidak pernah berteriak-teriak di tengah pasar. Beliau tidak akan membalas keburukan dengan keburukan yang serupa. Namun beliau akan memberikan ampunan dan maaf atas keburukan yang ditujukan kepada dirinya secara pribadi.” (HR. Imam Ahmad)

  1. Rasa kasih sayang Nabi terhadap sesama

Rasa kasih sayang Nabi Muhammad dapat dilihat dari sifat-sifatnya yang sangat mulia. Beliau dikenal lemah lembut kepada para sahabatnya, memaafkan mereka, dan memohonkan ampunan kepada Allah Swt atas dosa-dosa dan kesalahan mereka.

Selain itu, Nabi juga sangat akrab dengan anak-anak. Dikisahkan saat Nabi muhammad sedang menunaikan ibadah sholat, beliau mendengar tangisan seorang anak kecil dan mengkhawatirkan anak tersebut. Nabi lantas mempercepat sholatnya karena beliau tahu kalau ibunya pasti sangat risau dengan tangisan anaknya.

  1. Memiliki sifat yang lapang dada

Sifat Rasulullah selanjutnya yang hendaknya dimiliki oleh setiap Muslim adalah selalu berlapang dada. Sifat ini akan menjadikan seseorang mampu melaksanakan ketaatan kepada Allah Swt dengan semaksimal mungkin. Misalnya sabar dalam menghadapi ujian atau peristiwa yang kurang menyenangkan dan dapat menerimanya dengan ikhlas.

 

Redaksi: Santia Zaherni, Resi Putri Handayani, Nur Fadilla Sari

Sumber:

https://bunghatta.ac.id
https://kumparan.com