Tadabbur Qs. Al Fatihah, ayat: 4
مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ
- Allah pemiliki sifat مَالِكِ, yang bermakna: menyuruh, melarang, memberi pahala, menghukum, dan berkehendak secara mutlak atas semua makhluknya. Disandingkan dengan يَوْمِ الدِّينِ yang berarti hari kiamat, hari dimana manusia akan mendapat balasan atas setiap amalan baik atau perbuatan buruknya.
- Ayat ini menjelaskan kepada kita bahwa Allah pemilik kekuasaan yang sesungguhnya. Hari itu semua makhluk benar-benar menyaksikan ke-Maha Sempurnaan, ke- Maha kuasaan, ke-Maha Adilan, ke-Maha Bijaksanaan Allah, dan putusnya kekuasaan makhluk, termasuk atas dirinya sendiri. Tidak ada lagi kepemilikan seperti di dunia, kecuali milik Allah.
Pada hari itu tidak ada bedanya atara penguasa dan rakyat jelata, budak dan orang merdeka. Semuanya sama-sama tunduk pada kemuliaan dan kebesaran Allah, menanti pembalasan-Nya, berharap pahala dan takut pada azab-Nya yang pedih. Maka Allah sesungguhnya raja diraja hari pembalasan dan semua hari-hari yang ada.
- Ayat ini juga mengingatkan kita bahwa hari akhir itu pasti terjadi. يَوْمِ الدِّينِ bermakna hari pembalasan. Ketika itu manusia akan mendapatkan balasan setiap perbuatan mereka di dunia, sesuai dengan kadar amalan masing-masing. Sebagaimana pepatah menyebutkan: كما تدين تدان (sebagaimana kamu berhutang, seperti itulah kamu harus membayar). Maka hendaknya manusia menjadikan akhirat sebagai orientasi kehidupannya di dunia, dan senantiasa merasakan pengawasan dari Allah SWT.
Sebagaimana sabda baginda Nabi SAW:
الكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ المَوْتِ، وَالعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللَّهِ
”Orang yang pandai adalah yang menghisab (mengevaluasi) dirinya sendiri serta beramal untuk kehidupan sesudah kematian. Sedangkan orang yang lemah adalah yang dirinya mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah Ta’ala“. (HR. Ahmad, Turmudzi, Ibn Majah)
- Allah mengingatkan manusia untuk tidak bersikap pongah dan berlaku zhalim, karena pada hari itu seorang penguasa, seorang diktator di dunia, tidak memiliki kekuasaan bahkan atas diri mereka sendiri. Maka sekecil apapun kezaliman yang dilakukan di dunia akan dibalasi di akhirat kelak. Sebagaimana Firman-Nya:
يَوْمَ لَا تَمْلِكُ نَفْسٌ لِّنَفْسٍ شَيْـًٔا ۖ وَٱلْأَمْرُ يَوْمَئِذٍ لِّلَّهِ
(Yaitu) hari (ketika) seseorang tidak berdaya sedikitpun untuk menolong orang lain. Dan segala urusan pada hari itu dalam kekuasaan Allah. (Qs. Al Infithar: 19)
لِّمَنِ ٱلْمُلْكُ ٱلْيَوْمَ ۖ لِلَّهِ ٱلْوَٰحِدِ ٱلْقَهَّارِ
“Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini?” Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan.(Qs. Al Mu’min:16)
ٱلْيَوْمَ تُجْزَىٰ كُلُّ نَفْسٍۭ بِمَا كَسَبَتْ ۚ لَا ظُلْمَ ٱلْيَوْمَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ سَرِيعُ ٱلْحِسَابِ
Pada hari ini tiap-tiap jiwa diberi balasan dengan apa yang diusahakannya. Tidak ada yang dirugikan pada hari ini. Sesungguhnya Allah amat cepat hisabnya. (Qs. Al Mu’min: 17)
يَوْمَ يَقُومُ ٱلرُّوحُ وَٱلْمَلَٰٓئِكَةُ صَفًّا ۖ لَّا يَتَكَلَّمُونَ إِلَّا مَنْ أَذِنَ لَهُ ٱلرَّحْمَٰنُ وَقَالَ صَوَابًا
Pada hari, ketika ruh dan para malaikat berdiri bershaf-shaf, mereka tidak berkata-kata, kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan Yang Maha Pemurah; dan ia mengucapkan kata yang benar. (An-Naba’: 38)
- Ketika merasa lemah, tidak berdaya, atau merasa terzhalimi, maka perbanyaklah mengingat Allah. Di antara ayat yang bisa kit abaca dalam zikir kita pagi dan sore adalah:
قُلِ ٱللَّهُمَّ مَٰلِكَ ٱلْمُلْكِ تُؤْتِى ٱلْمُلْكَ مَن تَشَآءُ وَتَنزِعُ ٱلْمُلْكَ مِمَّن تَشَآءُ وَتُعِزُّ مَن تَشَآءُ وَتُذِلُّ مَن تَشَآءُ ۖ بِيَدِكَ ٱلْخَيْرُ ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
Katakanlah: “Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Qs. Ali-Imran: 26)
Wallahu a’lam
Harun Al Rasyid, Lc.