
Saat pagi hari hendaklah kita membaca Alquran terlebih dahulu. Setiap Muslim seharusnya mengejar posisi yang terhormat itu, dengan gemar membaca Alquran, dan membiasakannya setiap hari satu juz (one day one juz) atau sebulan sekali khatam Alquran.Setiap Muslim seharusnya mengejar posisi yang terhormat itu, dengan gemar membaca Alquran, dan membiasakannya setiap hari satu juz (one day one juz) atau sebulan sekali khatam Al-qur’an.
Bacalah Al-qur’an dengan baik dan benar serta dengan suara indahmu agar kamu memperoleh manfaat dalam menjalani hari-harimu. Membaca Alquran dengan benar, baik, dan indah adalah keharusan bagi seorang Muslim.
عَنِ الْبَرَاءِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: زَيِّنُوا الْقُرْآنَ بِأَصْوَاتِكُمْ، فَإِنَّ الصَّوْتَ الْحَسَنَ يَزِيدُ الْقُرْآنَ حُسْنًا
Dari Al-Barra bin ‘Azib, Rasulullah SAW bersabda: “Hiasilah Al-qur’an dengan suaramu (yang merdu), karena sesungguhnya suara yang indah (merdu) itu dapat menambah Al-qur’an semakin indah.” (HR Abu Dawud No. 1648, Al-Nasa-i No. 1015, dan Al-Darimi No. 3501)
Membaca Al-qur’an dengan suara yang merdu itu dapat memberikan kesan kepada pendengarnya, semakin indah, enak didengar, dan menakjubkan, terutama bagi para penikmatnya. Bagi diri kita membaca Al-qur’an dengan suara merdu dapat menenangkan hati dan pikiran.
Memperindah bacaan Al-qur’an disebut dengan istilah tahsinul Qur’an, yaitu membaca Al-qur’an dengan cara yang baik dan benar serta dengan suara yang indah, yaitu memperindah dan memperbaiki bacaan Al-qur’an secara benar sesuai dengan kaidah ilmu tajwid.
Tajwid merupakan salah satu cabang ilmu Al-qur’an, yaitu ilmu tentang tata cara membaca Al-qur’an yang baik dan benar, baik cara melafalkan huruf, membunyikan hukum nun dan tanwin, bacaan mad, hukum waqaf wal ibtida’ dan lain-lain yang terkait dengan cara membaca Al-qur’an yang baik dan benar.
Ingatlah bahwa membaca Al-qur’an tidak hanya mengutamakan kemerduan suara namun juga memperhatikan kebenaran tajwid dari setiap ayat-ayat yang ada di dalam Al-qur’an. Menjaga atau memperhatikan tahsinul Qur’an merupakan tanda bagusnya keimanan seseorang. Seorang Muslim yang tidak berusaha memperbaiki bacaan Al-qur’an, maka keimanannya terhadap Al-qur’an sebagai kitab Allah patut diragukan. Karena bacaan yang bagus adalah cerminan rasa keyakinannya kepada kitab suci ini.
Dalam Surat Al-baqarah Ayat 121 Allah berfirman:
الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَتْلُونَهُ حَقَّ تِلَاوَتِهِ أُولَئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِ وَمَنْ يَكْفُرْ بِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُون
“Orang-orang yang diberikan al-Kitab (Taurat dan Injil) membacanya dengan benar. Mereka itulah orang-orang yang mengimaninya. Dan barangsiapa yang ingkar kepada Alkitab, maka merekalah orang-orang yang merugi”.
Adapun faidah dan manfaat bagi orang yang membaca Al-qur’an dengan baik dan benar, antara lain, sebagaimana disabdakan Nabi SAW:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ اقْرَأْ وَارْتَقِ وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِي الدُّنْيَا فَإِنَّ مَنْزِلَتَكَ عِنْدَ آخِرِ آيَةٍ تَقْرَأُ بِهَا
“Akan dikatakan kepada ahli Qur’an (pada hari kiamat): “Bacalah, naiklah (ke atas surga) dan bacalah dengan tartil sebagaimana kamu dulu pernah membacanya di dunia. Karena sesungguhnya kedudukanmu di surga terdapat pada akhir ayat yang kamu baca.” (HR Abu Dawud dan Al-Tirmidzi). Al-Albani menshaihkannya.
Hal ini berarti bahwa orang yang gemar membaca Al-qur’an dengan sabar, telaten, tartil, hati-hati agar sesuai dengan kaidah tajwid, serta dengan suara yang jelas dan berlagu indah (tahsinul Quran), maka di surga ia akan mendapatkan perlakuan yang sangat baik, sambutan yang hangat, pelayanan yang nyaman, dan kenikmatan yang tiada bandingnya.
Hadits tersebut menjelaskan bahwa orang yang ahli Al-qur’an (gemar membaca Al-qur’an) akan mendapatkan kehormatan dan kedudukan yang tinggi di akhirat dan di surga. Kata-kata “naiklah”, adalah naik ke surga. Sedangkan maksud “kedudukan yang sesuai dengan akhir ayat Al-qur’an yang dibacanya” adalah seberapa banyak dan seringnya membaca Al-qur’an, maka semakin tinggi kedudukannya di surga (al-Mubarakfuri, Tuhfat al-Ahwadzi Bisyarh Jami’ al-Tirmidzi, VIII/187) .
Sumber: https://pwmu.com.