Oleh: Iqbal Tarigan

Kerja besar selalu dimulai dari langkah-langkah kecil. Demikian pula halnya dengan Impian Kota Padang untuk menjadi kota penghafal Qur’an. Langkah kecil itu dimulai dari pendidikan berbasis Qur’an di sekolah-sekolah yang ada. Dalam hal ini, SD Qur’an yang dikelola Perguruan Islam Ar-Risalah Padang telah menjadi pelopornya, hingga kemudian menginspirasi Pemko Padang mencetuskan “Gerakan Padang Menghafal Qur’an” pada 2015. Hal ini disampaikan Walikota Padang, Mahyeldi dalam sambutannya pada pembukaan Open House SD Qur’an Ar Risalah beberapa hari lalu.

Dampaknya kini kian fenomenal.
Pasca diluncurkannya gerakan ini, berbagai kelompok-kelompok penghafal Qur’an pun bermunculan. Sebut saja Komunitas Pejuang Subuh dan Indonesia Menghafal  oleh PPPA Qur’an dua diantaranya. Berbagai jenjang satuan pendidikan di kota ini mulai meluncurkan program serupa. Seiring itu pula, antusiasme anak muda merebak terkhusus pada pelajar juga terlihat begitu besar. Hal ini mengingat adanya kemudahan melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi, bila mencapai hafalan dengan target tertentu.

Bila kita mengulas sisi positif lainnya, menghafal Al Qur’an memiliki pengaruh pada aspek kecerdasan. Dr. Abdullah Subaih, Seorang profesor psikologi di Universitas Imam Muhammad bin Su’ud al-Islamiyah di Riyadh, Pernah menyerukan kepada para pelajar di negerinya agar mengikuti perkumpulan (halaqoh) penghafal al-Qur’an. Karena dengan menghafal akan meningkatkan konsentrasi otak yang merupakan syarat mendapatkan ilmu. Beliau juga menambahkan bahwa semua ilmu pengetahuan, baik itu ilmu kedokteran, matematika, ilmu syari’ah, ilmu alam, sosial dan humaniora dan lain sebagainya, membutuhkan konsentrasi yang tinggi. Dan bagi orang yang terbiasa menghafalkan al-Qur’an, ia akan terlatih untuk berkonsentrasi tinggi.

Dari sini kita dapat menyimpulkan, bahwa melahirkan para hafizh dan hafizhah tidak sekedar untuk menjadikan mereka sebagai guru agama, atau penceramah di mimbar. Namun sebuah kebutuhan prioritas agar mereka tumbuh cerdas sesuai fitrah, ditengah krisis identitas akibat efek buruk globalisasi yang melarutkan semua identitas tanpa filterisasi. Melahirkan penghafal Qur’an tidak sekedar menjadikan mereka ahli dalam melafalkan bacaan dengan tajwid yang benar. Namun adalah kebutuhan utama dalam melahirkan generasi berakhlak qurani, ditengah lazimnya praktik kecurangan dan degradasi moral pada karakter anak negeri.

Kita menginginkan lahirnya generasi yang berilmu dan berakhlak mulia. Maka, mari kita lanjutkan Gerakan Padang Menghafal.Kita mulai dari kota tercinta ini. Kita mulai dari sekolah-sekolah kita.