PADANG, sippfm.com- Apakah salat Isya dapat dikerjakan lewat tengah malam atau tidak? dikutip dari detik.com bila merujuk pada buku Terapi Shalat Sempurna karangan Ustaz Ahmad Baei Jaafar, batas waktu salat Isya adalah waktu ketika terbit fajar shiddiq. Artinya, salat Isya boleh dikerjakan ketika melewati tengah malam.

“Isya itu batasnya malam. Kalau berakhir malam ya selesai (waktu) isya-nya,” katanya, dikutip dari arsip detikcom, Senin (12/12).

Meski demikian, definisi malam hari yang disebutnya tidak didasarkan dengan perhitungan waktu biasa melainkan mengacu pada perhitungan dari definisi dalam Al-Qur’an. Perhitungan malam menurut Al Quran sendiri dibagi menjadi dua yakni malam (lail) dan awal malam (ila lail atau muqaddimatul lail).

“Waktu Isya dikerjakan malam (lail), ada juga muqaddimatul lail (awal malam) yang artinya belum malam. Jeda waktu menuju malam inilah disebut Maghrib. Biasanya disebut ila lail juga,” papar UAH.

UAH menjelaskan, batas waktu dari lail tersebut adalah saat fajar muncul yang diawali dengan sahar. Sahar adalah waktu di mana 15-30 menit sebelum Subuh.

Hal ini pula yang membuat salat Isya dianggap memiliki batas waktu yang lebih panjang dibanding salat fardhu lainnya. Namun, UAH tetap menganjurkan amalan salat Isya tepat pada waktunya, bukan lewat dari tengah malam hari yang menurutnya batas paling akhir hanya sampai pukul 12 malam.

“Yang diutamakan, tunaikan (sholat) tepat pada waktunya. Misal, 19.05 mulai sholat isya. Tapi keluasan ini diikat dengan waktu utama yang paling utama tunaikan tepat waktu,” ungkap UAH.

“Dan dianggap tidak disukai atau makruh bagi orang-orang yang sengaja mengakhirkan salat Isya sampai ke waktu sahar yakni 30 menit sebelum waktu subuh,” sambung dia lagi.

Lebih lanjut, UAH juga mengatakan, setelah pukul 12 malam hingga pukul 4 pagi adalah waktu utama untuk mengerjakan salat Tahajud. Sementara waktu setelahnya hingga pukul 04.30 pagi adalah waktu untuk memperbanyak zikir.

“Waktu terbaik salat (Isya) sampai pertengahan malam kisaran jam 12. Dari jam 1 sampai jam 4 itu kita petakan untuk tahajud. Dari jam 4 sampai 4.30 itu yang disebut waktu sahar. Kata Al-Qur’an lebih bagus digunakan untuk istigfar,” jelasnya.

Kebolehan mengakhirkan waktu Isya tersebut ditujukan agar tidak kehilangan waktu tahajudnya. Mengenai hal ini sebagaimana pernah dicontohkan Rasulullah SAW dalam haditsnya dari Anas bin Malik RA, ia berkata,

أَخَّرَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – صَلاَةَ الْعِشَاءِ إِلَى نِصْفِ اللَّيْلِ ، ثُمَّ صَلَّى

Artinya: “Nabi Muhammad SAW mengakhirkan shalat isya sampai pertengahan malam, kemudian beliau salat,” (HR Bukhari)

Wallahu’alam.