Oleh: Irsyad Syafar
Lebah adalah salah satu jenis serangga. Hidupnya berkelompok dan bekerjasama. Ada jenis yang hidupnya sendiri-sendiri, tetapi tidak banyak. Dalam hidup bersama dan berkelompok, mereka berbagi tugas dengan sangat disiplin dan rapi. Ratu lebah tugasnya bertelor, sedangkan lebah pekerja tugasnya mencari madu dan menghisap nektar.
Mata lebah sangat tajam dalam mencari sumber-sumber makanannya (madu). Lebah hanya hinggap di tempat-tempat yang baik seperti bunga, dedaunan yang memiliki nektar dan sumber-sumber madu lainnya. Lebah juga jarang mengganggu makhluk lain, kecuali saat mereka merasa terancam. Mereka bisa menyerang secara serempak dan sangat kompak.
Lebah memiliki perilaku sosial yang baik dan terpuji. Mereka hanya mengambil yang baik dan memberikan yang baik pula. Mereka patuh dan loyal kepada pemimpin dan bekerja dengan dedikasi tinggi. Allah Swt memuji karakter lebah, sebagaimana dalam firmanNya:
وَأَوْحَى رَبُّكَ إِلَى النَّحْلِ أَنِ اتَّخِذِي مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتًا وَمِنَ الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُونَ . ثُمَّ كُلِي مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ فَاسْلُكِي سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلًا يَخْرُجُ مِنْ بُطُونِهَا شَرَابٌ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ فِيهِ شِفَاءٌ لِلنَّاسِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَةً لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Artinya: “Rabbmu mewahyukan (mengilhamkan) kepada lebah, “Buatlah sarang di gunung-gunung, di pohon-pohon dan di tempat-tempat yang dibikin manusia. Kemudian makanlah dari segala (macam) buah-buahan. Lalu tempuhlah jalan Rabb-mu yang telah dimudahkan (bagimu)”. Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang berwarna-warni. Di dalamnya ada obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sungguh pada hal itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berpikir”. (QS. An-Nahl: 68-69)
Bila kita ingin menjadi orang yang baik, tirulah karakter lebah ini. Tidak mencari kecuali yang baik-baik saja. Tidak menetap atau berlama-lama kecuali di tempat yang baik-baik saja. Tidak memakan (mengkosumsi) kecuali yang baik-baik juga. Kalau berteman, mudah bekerja-sama, dan tidak mau menyakiti teman atau orang lain. Tidak mengganggu orang lain, justru memberi manfaat kepada orang lain. Rasulullah Saw bersabda:
“وَالَّذِي نَفْسُ ‏ ‏مُحَمَّدٍ ‏ ‏بِيَدِهِ، إِنَّ مَثَلَ الْمُؤْمِنِ ‏ ‏لَكَمَثَلِ النَّحْلَةِ، أَكَلَتْ طَيِّبًا، وَوَضَعَتْ طَيِّبًا، وَوَقَعَتْ فَلَمْ تَكْسِر ولم تُفْسِد
Artinya: “Demi Allah, sesungguhnya perumpamaan mukmin itu seperti lebah. Yang dia makan adalah yang baik-baik. Yang dia keluarkan juga yang baik-baik. Bila hinggap di sesuatu, maka ia tidak mematahkan atau merusaknya”. (HR. Ahmad dan dinilai sahih oleh al-Hakim).
Disamping kelebihannya, memang ada juga perilaku lebah yang tidak baik untuk kita tiru. Itulah sisi kekurangannya. Kesempurnaan hanya milik Allah Swt semata.
Pertama, lebah pekerja yang jumlahnya bisa 20 sampai 30 ribu perkoloni, itu semuanya lebah betina. Merekalah yang terbang kian kemari mencari dan menghisab nektar untuk dibawa ke sarang.
Kedua, lebah jantannya hanya sedikit dan tidak ikut bekerja mengumpulkan madu. Parahnya lagi, lebah jantan ini hanya sekali saja kawin dengan ratu lebah. Setelah itu langsung mati.
*****
Lalat juga dari jenis serangga. Ukurannya hampir sama dengan lebah. Hanya saja agak lebih pendek. Lalat hidupnya tidak berkoloni (berkelompok). Tidak ada ratu (pemimpin) yang dipatuhi dan tidak ada kerjasama dalam kehidupan mereka. Tidak ada pula lalat pekerja. Mereka semuanya bekerja, masing-masing dan sangat individualis serta tidak teratur.
Mata lalat juga sangat tajam dalam mencari makanannya. Tapi lalat cendrung mencari yang busuk dan beraroma tidak sedap. Mereka sering hinggap di tempat sampah, di atas kotoran hewan dan manusia, mengerubungi bangkai dan tempat-tempat kotor lainnya. Mereka kerjanya menghisap darah, cairan yang kotor dan juga bakteri.
Lalat memiliki kehidupan sosial yang buruk. Mereka mencari yang buruk dan menyebarkan yang buruk pula. Karena manuver-manuver merekalah penyakit dan bakteri jadi menyebar ke berbagai tempat. Mereka lumayan menggangu dalam kehidupan manusia. Namun tentu tetap ada hikmah dibalik penciptaan mereka oleh Allah. Sebagaimana Allah Swt menciptakan binatang buas dan yang berbahaya bagi manusia.
Allah Swt mencela sifat dan karkater lalat dalam firmanNya:
وَإِنْ يَسْلُبْهُمُ الذُّبَابُ شَيْئًا لَا يَسْتَنْقِذُوهُ مِنْهُ
Artinya: “Jika lalat merampas sesuatu dari mereka (manusia), mereka tidak akan dapat merebutnya kembali”. (QS. Al-Hajj: 73).
Selaku seorang muslim/muslimah, janganlah kita seperti lalat. Senangnya dengan yang kotor-kotor, suka memakan yang tidak baik, kemana pergi hanyalah mencari yang buruk atau tidak terpuji, menyebarkan keburukan, virus dan bakteri. Kalau berteman, maka senang mencari keburukannya dan sulit untuk bekerjasama. Dan bila berada di tempat yang tidak baik (busuk), nyaman saja berlama-lama di sana.
Walaupun banyak sisi negatifnya, lalat itu tetap ada manfaatnya dalam kehidupan. Lalat berperan sebagai agen penyerbuk. Terutama untuk bunga yang tidak ada nektar atau yang tidak menarik bagi lebah atau yang beraroma busuk.
Lalat juga berperan sebagai agen pengurai. Meski kelihatannya menjijikkan, lalat dan larvanya merupakan bagian penting dari kru pembersihan alam. Lalat akan bertelur di bangkai yang sudah membusuk. Telur ini kemudian akan menjadi belatung, lalu memakan daging yang membusuk dan membantu penguraiannya.
Wallahu A’laa wa A’lam.