Bulan puasa adalah bulan menahan makan dan minum. Anehnya, hanya di bulan puasa muncul pasar “pabukoan” yang menjual aneka makanan dan minuman.
Puasa adalah bulan menahan makan dan minum. Tapi, di bulan puasa kebutuhan masyarakat terhadap bahan makanan dan minuman meningkat drastis.
Puasa adalah menahan makan dan minum. Namun, kekhawatiran masyarakat pada bulan puasa adalah langkanya dan naiknya harga bahan makanan dan minuman.
Puasa adalah menahan makan dan minum. Menariknya, iklan yang gencar sebelum dan selama bulan puasa adalah: “Sirup Marjan”
Puasa adalah bulan menahan makan dan minum. Nyatanya, acara paling meriah di saat itu adalah “Buka Bersama”.
Puasa adalah bulan menahan makan dan minum. Faktanya, tempat yang paling ramai, antri dan berjubel, bahkan mesti booking dulu agar kebagian tempat, adalah: Rumah Makan dan Restoran.
Puasa adalah menahan makan dan minum. Justru, pengumuman pemerintah menjelang puasa, biasanya adalah;
“Tak usah khawatir, stok sembako aman!”
” Jika perlu, pemerintah siap impor bahan sembako, demi ketersediaan bahan makanan selama ramadan”
“Pemerintah siap operasi pasar, demi stabilitas harga bahan makanan di bulan Ramadhan”
SAHABAT!
Seperti itulah fakta yang lihat selama ini. Keanehan sekaligus kenyataan inilah yang terjadi di bulan puasa, bulan menaha makan dan minum. Bahwa di bulan puasa, yang menguasai alam pikiran dan ruang publik adalah perkara makan dan minum. Bahwa, kegembiraan, plus kekhawatiran kita di saat itu adalah tentang makanan dan minuman.
ANEH, TAPI NYATA
Lalu, apakah akan selamanya begitu? Akan selalu begitu? Atau saatnya, kita berpindah kepada hal dan perkara yang lebih substansial dan esensial?
Bahwa : RAMADAN adalah bulan berkah, bulan ibadah, bulan puasa, bulan shalat, bulan zikir, bulan qur’an, bulan taubat, bulan ampunan, bulan sedekah, sulan kepedulian, bulan berbagi, bulan pahala, dsb.
Jikapun ada perkara “makan minum” yang kita program dan kita anggarkan kan, maka itu adalah: memberi perbukaan, berbagi makanan, dan menebar keberkahan, untuk saudara yang puasa, pada sesama yang duafa, bagi keluarga/tetangga/saudara yang membutuhkan.
Jika fokus kita di bulan Puasa hanya perkara makan dan minum.
Maka,TIDAK ANEH, kalau tidak ada manfaat dan pahala yang kita dapat kan dari puasa kita, kecuali hanya “LAPAR & HAUS” saja.
Rasulullah SAW bersabda:
” Alangkah banyaknya orang yang berpuasa, tidak ada yang ia peroleh kecuali lapar dan haus saja.”
Semoga Ramadan kita yang akan datang lebih bermakna, berbuah taqwa, dan berhadiah Syurga. Amiiiin.