Bulan Ramadhan adalah nikmat Allah Swt. yang terbesar dan anugerah-Nya, yang teristimewa bagi kita umat Islam. Karena dengan datangnya bulan tersebut kita mendapatkan peluang untuk meraih sebanyak-banyaknya pahala dan ridha dari Allah, sekaligus mengikis dan membuang sebanyak-banyaknya noda dan dosa yang kita perbuat.
Disamping itu tidak satu pun yang mampu menjamin bahwa kita akan dapat berjumpa lagi dengan Ramadhan berikutnya. Ramadhan yang ini saja sudah cukup banyak kerabat, teman dekat dan kenalan kita yang sudah pasti tidak bersama kita lagi. Mereka telah menemui ajalnya sepanjang pandemi tahun ini. Karena itu, tidak ada pilihan bagi kita, bila Allah taqdirkan bertemu dengan bulan Ramadhan ini, harus lebih baik dari Ramadhan sebelumnya.
Ada beberapa kiat yang perlu kita lakukan agar optimal dalam beramal atau beribadah selama Ramadhan, 2 diantaranya telah dibahas pada pembahasan sebelumnya di sini, berikut lanjutannya antaranya adalah:
3. Mengupayakan lingkungan yang kondusif untuk beramal
Target yang baik dan jadwal yang bagus dan terencana tentunya tidak akan berubah menjadi amal nyata bila tidak didukung oleh lingkungan yang memadai. Oleh sebab itu, perlu pengkondisian segala pihak disekitar kita, baik internal (keluarga) maupun eksternal (lingkungan). Usahakanlah disetiap kita bepergian, bawalah mushaf, perangkat shalat, jadwal imsakiyah, jam tangan, buku bacaan Islami dan lain-lain. Sehingga kapan dan dimanapun kitab Isa menambah ibadah dan amal shaleh.
Kita juga harus kondisikan lingkungan dan tempat bekerja, agar kondusif untuk merealisasikan target dan rencana tadi. Kalau kita pimpinan kantor, kita atur jadwal kerja sedemikian rupa sehingga bisa shalat wajib berjamaah dan tepat waktu, bisa shalat dhuha dan juga tilawah Al-Quran. Sebaiknya jauhkan televisi dari tempat kita bekerja dan bahkan dari rumah kita. Benda ini tidak saja telah mencuri dunia (uang) kita, tapi juga merampok akhirat kita. Bertemanlah dengan orang-orang yang gigih dalam beribadah. Kurangi pertemanan dengan orang yang akan menghalangi kita beribadah.
4. Menjaga stabilitas kesehatan
Ilmu dan pemahaman yang mantap, jadwal rencana yang rapi serta lingkungan yang kondusif menjadi tidak akan berarti bila kesehatan fisik kita tidak memungkinkan untuk mengaplikasikannya. Oleh sebab itu menjaga tetap sehat dan segar menjelang dan selama Ramadhan adalah suatu kewajiban. Kita harus jaga pola makan dan minum. Jangan jadikan berbuka sebagai ajang balas dendam. Berbagai makanan dan minuman dihantam saat berbuka. Justru in ikan menjadi sumber penyakit.
Sangatlah bagus bila kita mengutamakan sunnah dan kebiasaan Rasulullah yang sehat dalam makan dan minuman Beliau. Berbuka dengan korma, mengkosumsi madu, susu, buah-buahan dan sayuran, minyak zaitun dan herba lainnya, sangat membantu kesehatan tubuh kita. Kemudian jadwal tidur malam jangan sampai terlambat agar bangun sahur lebih ringan dan kebutuhan tidur sudah terpenuhi. Begadang sampai sahur hanya membuat siang Ramadhan kita semakin loyo.
5. Kekuatan do’a
Setelah segala strategi disusun, janganlah lupa bergantung kepada Yang Maha Kuasa dan Maha Bijaksana. Dialah tempat meminta dan mengadu. Dan Dialah yang memberi taufiq dan kemudahan. Jika Dia berkehendak, maka segala kesulitan dan rintangan dapat berubah menjadi kemudahan. Bila Dia telah memberikan taufiq, maka beratnya sebuah ibadah akan berubah menjadi ringan dan nikmat (manis).
Sesungguhnya siapa saja yang tidak menggunakan kiat yang terakhir ini betul-betul seorang yang sangat sombong. Dan orang yang sombong dari berdoa, terancam neraka Jahannam dari Allah Swt:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدْعُونِىٓ أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِى سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
Artinya: Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” (QS Al Mukmin: 80).
Wallahu A’lam bish shawab.
“Ya Allah! Sampaikanlah umur kami ke bulan Ramadhan, Ya Allah! Terimalah segala amal kami di bulan Ramadhan!”
“Ya Allah, antarkanlah aku hingga sampai Ramadhan, dan antarkanlah Ramadhan kepadaku, dan terimalah amal-amalku di bulan Ramadhan.”
“Ya Allah ampunilah dosaku, kebodohanku, keborosanku dalam urusanku dan apa-apa yang Engkau lebih mengetahuinya daripada diriku. Ya Allah ampunilah dosaku saat aku serius, dosaku saat senda gurauku, dosaku karena kesalahanku dan dosaku karena kesengajaanku, dan semuanya itu ada padaku.” (ref)