Padang | Sippfm.com– Pemerintah Arab Saudi akhirnya memberikan tambahan kuota petugas haji. Jumlahnya mencapai seratus kursi. Namun sayangnya anggaran petugas haji di Kementerian Agama (Kemenag) sudah habis terpakai.
Tambahan kuota petugas haji itu menyusul adanya kuota tambahan untuk jamaah sebanyak 10 ribu kursi. Sejak awal Kemenag berharap kuota tambahan juga tersedia untuk petugas haji. Persoalannya sekarang selain keputusan tambahan kuota petugas mepet, anggaran petugas haji di Kemenag juga sudah habis.
Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Nizar menjelaskan, kepastian kuota tambahan petugas itu baru ditetapkan pemerintah Saudi sekitar sepekan yang lalu. “Kita terkendala aspek anggaran. Karena ini kan mendadak sekali,” katanya saat melepas petugas haji daerah kerja (Daker) Mekkah di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta Senin (8/7) malam.
Dia mengungkapkan ketika ada penambahan petugas haji itu, proses pengajuan anggaran Kemenag sudah selesai. Pagu definitif Kemenag sudah ditetapkan. Untuk itu Kemenag saat ini minta tambahan anggaran untuk seratus kursi petugas haji itu ke Kemenkeu.
Nizar mengatakan jika permintaan tambahan anggaran petugas haji disetujui, maka akan ada pemberangkatan petugas haji lanjutan. “Kalau tidak (disetujui, red) sebenarnya sudah cukup. Tapi kalau ada seratus petugas haji lagi ini ideal,” paparnya. Seperti diketahui saat ini kuota petugas haji Indonesia mencapai 4.100 orang.
Terkait besaran anggaran yang diajukan Kemenag ke Kemenkeu, Nizar tidak hafal nominal pastinya. Dia hanya menegaskan komponen anggaran petugas haji diantara untuk tiket pergi-pulang, uang harian, dan biaya operasional lainnya. Selain itu pertimbangan lainnya, saat ini waktunya sudah mepet. Khususnya terkait pengurusan visa haji. Kemudian Kemenag juga membutuhkan waktu untuk memanggil petugas haji tambahan.
Sementara itu ada informasi seorang calon jamaah haji (CJH) yang sudah masuk asrama haji, tapi visanya belum keluar. Jamaah tersebut atas nama Widiastuti binti Wasidho. Saat dikonfirmasi terkait kasus ini, Kasubdit Dokumen dan Perlengkapan Haji Kemenag Nasrullah Jassam menjelaskan bahwa jamaah tersebut sesuai manifestasi tergabung dalam kloter 17 Jakarta. Terkait posisi jamaah yang sudah di asrama haji, dia juga mengaku heran.
“Siapa yang menyuruh masuk asrama haji,” katanya. Dia menegaskan bahwa CJH atas nama Widiastuti binti Wasidho merupakan rombongan jamaah kloter 17 Jakarta. Sementara dia meminta untuk bergabung ke kloter 3 Jakarta.
Nasrullah menegaskan tidak bisa sembarangan mengubah rombongan kloter. Ketika ada satu jamaah yang ingin pindah kloter, maka harus tersedia kursi kosong. Jika tidak ada kursi kosong, maka harus ada satu jamaah yang harus dipindah. “Saya tidak mau dzalim ke jamaah lainnya yang ada di kloter 3,” jelasnya.
Dia menegaskan CJH atas nama Widiastuti tetap bisa berangkat haji. Namun sesuai dengan ploting atau pembagian kloternya. Yakni berada di kloter 17 Jakarta. Nasrullah tidak tahu alasan yang bersangkutan pindah ke kloter 3 Jakarta. Dia juga baru mendapatkan kabar ini Senin malam (8/7). Sementara kloter 3 Jakarta dijadwalkan terbang menuju Jeddah Selasa (9/7) siang pukul 12.30 WIB.
JCH Meninggal Bertambah
Sementara itu, setelah seorang jamaah calon haji (JCH) asal Solo meninggal dalam pesawat pada Minggu (7/7), kembali JCH Indonesia meninggal dunia. Senin (8/7) pukul 14.30 waktu Arab Saudi, seorang jamaah bernama Khairil Abbas bin Salim, 62), asal Embarkasi Batam 2, meninggal dunia.
Berdasarkan surat kematian atau certification of death (COD), jamaah haji yang tinggal di hotel Gulnar Taibah sektor 5 Madinah ini meninggal akibat gangguan hati dan jantung.
Ketua Sektor 5 Madinah Khalillurrahman menerangkan bahwa almarhum sempat dibawa ke RS Al Anshor. Namun akhirnya meninggal dunia di rumah sakit tersebut. “Beliau juga diketahui memiliki riwayat hipertensi dan penyakit jantung,” ujar Khalil ketika ditemui di hotel Rotana Al Mesk, Selasa (9/7).
Komunikasi dan koordinasi sudah dilakukan pihaknya dengan keluarga JCH. “Kebetulan ada istrinya juga yang berangkat haji. Dan juga sudah komunikasi dengan keluarga. Keluarga sudah mengikhlaskan,” imbuh Khalil. Karena proses meninggalnya di rumah sakit, maka pihak rumah sakit yang akan mengurus jenazah. “Rumah sakit akan koordinasi denga pihak muassasah, dan dengan pihak terkait dengan pengurusan jenazah di Masjid Nabawi,” pungkasnya.
Di sisi lain, jamaah haji Indonesia gelombang pertama mulai berdatangan ke Kota Madinah. Selama 8 sampai 9 hari ke depan para jamaah akan melaksanakan Arbain di Masjid Nabawi Madinah.
Sumber: Padek.co