Penghulu atau yang sering disebut dengan “Datuk” dalam masyarakat Minangkabau, adalah pemimpin adat yang memegang peranan penting dalam kehidupan sosial dan budaya di ranah Minang. Peran mereka tidak hanya sekedar sebagai pemimpin dalam upacara adat, tetapi juga sebagai penjaga nilai-nilai tradisi, penengah dalam musyawarah, serta pengayom masyarakat.

Pentingnya peranan seorang Penghulu ini dibahas dalam program talkshow Dialog Sosial Budaya di Radio SIPP FM, Rabu (21/8/2024). Menghadirkan narasumber Heru Fitria Desandi, DT Majo Basa, dengan tema Sifat dan Peranan Penghulu di Minangkabau.

Heru Fitria Desandi DT Majo Basa menjelaskan bahwa seorang penghulu harus memiliki sifat-sifat yang luhur dan menjadi teladan bagi masyarakatnya. Sifat-sifat ini meliputi kewibawaan, kebijaksanaan, dan keadilan. Penghulu harus mampu mengendalikan emosinya dan berpikir jernih dalam mengambil keputusan, sehingga mampu menjadi pemimpin yang dihormati oleh anak kemenakannya.

Keteladanan ini bukan hanya dalam urusan adat, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Seorang penghulu diharapkan menjadi sosok yang mampu menjaga integritas dan mempraktikkan nilai-nilai adat dalam segala aspek kehidupannya. Ini termasuk bagaimana mereka berinteraksi dengan masyarakat, menyelesaikan konflik, dan menjaga hubungan harmonis antar warga.

Sebagai penjaga adat, penghulu memiliki tugas untuk memastikan bahwa nilai-nilai tradisi dan kebudayaan Minangkabau terus dijaga dan dilestarikan. Ini termasuk menjaga kelangsungan adat istiadat dalam upacara-upacara adat, seperti pernikahan, kematian, dan upacara adat lainnya. Penghulu juga bertugas untuk memberikan pendidikan adat kepada generasi muda agar mereka memahami dan menghargai warisan budaya nenek moyangnya.

Selain sebagai penjaga adat, penghulu juga berperan sebagai mediator dalam musyawarah. Dalam masyarakat Minangkabau yang menganut prinsip demokrasi dalam pengambilan keputusan, musyawarah menjadi bagian yang sangat penting. Heru Fitria Desandi DT Majo Basa menekankan bahwa seorang penghulu harus mampu menjadi penengah yang adil dalam setiap musyawarah. Ia harus mendengarkan berbagai pendapat, menyaring informasi dengan bijak, dan mengambil keputusan yang terbaik untuk kepentingan bersama.

Meskipun peranan penghulu sangat penting, Heru Fitria Desandi DT Majo Basa juga mengakui bahwa penghulu di era modern ini menghadapi berbagai tantangan. Globalisasi dan modernisasi membawa perubahan besar dalam tatanan sosial masyarakat, termasuk di Minangkabau. Nilai-nilai tradisional terkadang berbenturan dengan budaya luar yang masuk. Oleh karena itu, penghulu dituntut untuk mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman tanpa mengabaikan nilai-nilai adat yang sudah menjadi dasar kehidupan masyarakat Minangkabau.

Dalam menghadapi tantangan ini, Heru menekankan pentingnya pendidikan dan pemahaman yang mendalam tentang adat dan budaya. Penghulu harus terus belajar dan memperbarui wawasan mereka agar tetap relevan dan mampu menjawab tantangan zaman. Ia juga menekankan pentingnya kerja sama antar penghulu dan masyarakat untuk menjaga dan melestarikan budaya Minangkabau.

Peran dan sifat penghulu di Minangkabau sangat menjaga kelangsungan adat dan budaya. Dengan sifat kewibawaan, keteladanan, dan kebijaksanaan, penghulu mampu menjadi pemimpin yang dihormati dan dicontoh oleh masyarakatnya. Tantangan yang dihadapi penghulu di era modern harus dihadapi dengan adaptasi dan pemahaman yang mendalam tentang adat, agar warisan budaya Minangkabau dapat terus dilestarikan dan diwariskan kepada generasi berikutnya. (Dwi-Dini)

Disampaikan oleh: Heru Fitria Desandi DT Majo Basa, pada Talkshow Dialog Sosial Budaya Radio SIPP FM, Rabu(24/08/24).