SMP PIAR Dukung Pelaksanaan Muatan Lokal Keminangkabauan

SMP Perguruan Islam Ar Risalah (PIAR), Kota Padang, mendukung pelaksanaan pembelajaran muatan lokal Keminangkabauan. Hal tersebut sesuai dengan surat edaran dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Padang tentang pembinaan dan pengembangan tradisi budaya di SD dan SMP se-Kota Padang.

“Pembelajaran muatan lokal ini telah kita mulai pada Selasa (31/10/2023). Bentuknya berupa penyampaian materi tentang adat dan budaya Minangkabau oleh H. Dt. Majo Basa, Penghulu Persukuan Koto, Nagari Aia Angek, Tanah Datar,” ujar Kepala SMP PIAR, Ustaz Yusuf Mulia, S.S., Rabu (1/11/2023).

Ia menerangkan bahwa, selain penyampaian materi dengan menghadirkan tokoh adat Minangkabau sebagai narasumber, bentuk pelaksanaan muatan lokal ini bisa juga berupa pelatihan seni tradisi atau penampilan teater tentang budaya Minangkabau oleh siswa, dan sebagainya.

“Rencananya, pembelajaran muatan lokal ini kita laksanakan setiap Selasa. Diikuti oleh seluruh siswa dari kelas VII sampai dengan kelas IX. SMP PIAR mengalokasikan dua jam pelajaran untuk pelaksanaan muatan lokal ini,” jelasnya.

Ustaz Yusuf menuturkan bahwa pelaksanaan pembelajaran muatan lokal ini bertujuan untuk mengenalkan dan memperdalam pengetahuan siswa tentang budaya Minangkabau. Meski, ungkapnya, sebagian siswa SMP PIAR ada yang berasal dari luar Sumatera Barat.

“Namun, mereka perlu juga untuk belajar budaya tempat di mana mereka sedang menuntut ilmu, juga sebagai sebagai bentuk pengenalan keberagaman budaya di Indonesia,” sebutnya.

“Sementara, bagi siswa yang berasal dari Sumbar, mereka perlu belajar tentang budaya agar bisa mengenali bahkan mempromosikan budayanya ke orang luar,” imbuh Ustaz Yusuf.

Menurutnya, muatan lokal Keminangkabauan berperan penting untuk kembali menghidupkan falsafah adat basandi syarak, syarak bersandi kitabullah (ABS-SBK). Adat Minangkabau juga terkenal dengan berbagai filosofi, nilai, dan norma.

“Lewat muatan lokal ini, diharapkan, siswa bisa menjaga warisan budaya daerah, mengenal keragaman budaya di Indonesia, dan membentengi mereka dari perilaku negatif, seperti pergaulan bebas, tawuran, dan sebagainya,” ucapnya. [fru]

Tinggalkan komentar