PADANG sippfm.com— Selama enam jam -kurang lebih- Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah dan Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) terlibat perbincangan intensif. Perbincangan tersebut berlangsung di sela kunjungan kerja kepresidenan di Sumbar, Rabu (25/10) lalu.

Komunikasi intensif di atas pesawat dan bersambung di Mobil Dinas RI 1 itu menghasilkan poin rencana kunjungan kerja kembali Presiden Jokowi pada 19 Desember 2023 mendatang ke Sumbar. Sejumlah rangkaian  agenda akan dihadiri oleh presiden, diantaranya upacara Hari Bela Negara (HBN), Panen Raya, melakukan Groundbreaking Fly Over Sitinjau Lauik, hingga menindaklanjuti rencana pengembangan kawasan Pelabuhan Teluk Tapang dan area perternakan sapi di Air Runding, Kabupaten Pasaman Barat.

Gerak nyata Pemprov Sumbar dalam membangun memacu pembangunan, menurut Gubernur Mahyeldi, menjadi salah satu dasar pertimbangan Presiden Jokowi secara spontan menghubungi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, untuk mengatur jadwal groundbreaking Fly Over atau Jalan Layang Sitinjau Lauik.

“Soal Fly Over Sitinjau Lauik, itu memang telah beberapa kali digelar rapat, Pemprov melalui Dinas BCMKTR, Bapedda, Dinas Lingkungan Hidup, dan lembaga terkait lain, intens berkomunikasi dengan Kementerian PUPR dan KLHK. Termasuk juga terkait dokumen pengembangan sarana prasarana darat Pelabuhan Teluk Tapang,” ungkap Gubernur usai Salat Jumat di Masjid Kompleks Kantor Gubernur Sumbar, Jumat (27/10) lalu.

Mahyeldi berharap, sejumlah program strategis pembangunan infrastruktur dapat terlaksana, agar seluruh potensi perekonomian masyarakat Sumbar bisa dibangkitkan lewat peningkatan aksesibilitas jalan hingga perbaikan fasilitas irigasi pertanian.

“Insyallah tanggal 19 Desember Groundbreaking Fly Over Sitinjau Lauik oleh Presiden. Termasuk juga Groundbreaking sejumlah Pasar Rakyat. Sekalian kita akan melakukan panen raya bersama Presiden Jokowi,” ujar Gubernur.

Pertanian Sumbar Diapresiasi

Gubernur Mahyeldi mengatakan, Presiden mengaku kagum dengan Sumbar yang berhasil mengalami surplus beras, di saat banyak daerah lain tengah dihantam dampak dari fenomena El Nino dan kemarau panjang.

“Saya sampaikan bahwa Sumbar memang serius menggarap sektor pertanian. 10 persen APBD Sumbar dialokasikan bagi sektor pertanian. Hasilnya Nilai Tukar Petani (NTP) kita berada di atas angka nasional,” ujar Gubernur lagi.

Mahyeldi mengatakan, Presiden Jokowi mengapresiasi capaian produksi padi Sumbar yang bahkan telah bisa menyentuh angka 30 ribu ton per bulan. Gubernur menerangkan, hasil itu bisa dicapai karena selama ini Sumbar telah mempunyai konsep jelas di bidang pertanian, termasuk soal pembenahan irigasi pertanian.

“Kita juga sampaikan, jika ada dukungan pusat untuk irigasi Sumbar, maka produksi padi Sumbar mungkin bisa melebihi angka yang sudah surplus ini. Beliau mengapresiasi dan mengatakan silakan diusulkan kepada Kementerian Sekretariat Negara,” ucapnya.

Ia juga mengungkapkan, Presiden Joko Widodo merespons baik kebijakan Pemprov Sumbar yang telah mengalokasikan 10 persen Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) bagi sektor pertanian.

“Termasuk untuk peternakan, sekarang kita akan mengembangkan produksi ternak sapi seperti di Padang Mangateh. Kita punya 2 ribu hektare lahan di daerah Air Rundung l Pasaman Barat. Lalu, sekaitan dengan komoditi jagung, saya sampaikan juga bagaimana ekosistem ayam dan pabrik sudah sangat baik,” jelasnya.

Pemprov Sumbar, sambung Mahyeldi kepada Presiden saat itu, juga melakukan intervensi saat harga telur ayam anjlok di pasaran. Seluruh ASN ketika itu diperintahkan untuk berbelanja telur di Masjid Raya Sumbar seperti halnya yang pernah dilakukan juga terhadap komoditas bawang merah.

“Beliau menyampaikan itu adalah langkah positif, beliau mengapresiasi kebijakan kita di bidang pertanian, peternakan, dan kehutanan secara umum. Bapak Presiden juga ingin kembali hadir bersama kita untuk melakukan Panen Raya di Sumatra Barat,” tutur Mahyeldi. (adpsb/tim)