
Sebelumnya ada sebuah hadits yang berbunyi, “Salah satu nikmat yang luar biasa nikmatnya Iman dan tidak dirasakannya nikmat Iman dalam hati seseorang hingga ia bisa mencintai seseorang tanpa Allah Swt. Mencintai karena Allah adalah salah satu titi tertingga dalam cinta.”
Cinta yang tumbuh karena Iman tidak akan luntur karena hujan tidak akan putus karena ajal. Cinta adalah anugerah yang Allah berikan yang tiada habisnya. Sungguh merugi orang yang menjalani kehidupannya tanpa ada balutan cinta. Dalam hidup perlu dijalani dengan keindahan, dan jangan sampai penuh dengan ketahutan. Selanjutnya hidup itu perlu bertumbuh dari waktu ke waktu.
Bagaimana hidup tanpa cinta?
Tanpa cinta sungguh gersang dunia, namun jika ada cinta dua menjadi terang, menarik serta berarti. Walaupun hidup mempunyai batas akan tetapi semua itu akan lebih bermakna jika ada cinta yang tumbuh.
Contoh sederhananya, seperti ayam yang mempunyai anak 16, ketika ia keluar, ia mencari makanan dan membawa ke sarangnya untuk anak-anaknya. Dan setelah anak-anaknya makan maka barulah ia makan. Inilah salah satu bentuk cinta.
Selain itu, kita juga dapat melihat ibu-ibu yang mempunyai anak 11 atau lebih dari itu, mengapa ia ingin melahirkan sebanyak itu? Apakah mudah? Tentu saja tidak mudah. Lalu apa yang mendorong mereka menginginkan seperti itu? Tak lain karena adanya cinta. Cinta mulai dari proses mengandung, melahirkan bahkan merawat hingga dewasa, dan juga saat anaknya sudah berkeluarga sekalipun cinta itu tetap terjalin.
Lain ibu, lain juga ayah, kota bayangkan ayah yang berprofesi menjadi nelayan, apa yang ia pertaruhkan demi nafkah keluarganya? Ya betul, ia menaruhkan nyawanya demi menghhidupi anak dan istri. Ini juga bentuk dari sebuah cinta, sangatlah luas arti dari cinta ini. Begitulah kita-kita urgensi dari cinta. (ref)
*Narasumber SIPP FM dalam program “Rumahku Syurgaku”
*Praktisi ketahanan keluarga, spesialis anti selingkuh