Setiap menginginkan keluarga yang harmonis, keluarga yang saling membersamai, selalu ada dalam suka dan duka. itulah potret keluarga bahagia yang diimpikan banyak orang. Untuk membangun keluarga yang harmonis bukanlah perkara mudah, agar mencapai tahap tersebut harus membutuhkan usaha, tidak hanya satu orang melainkan seluruh anggota keluarga.
Ada langkah dan cara membangun keluarga harmonis yang bisa dilakukan. Berikut ulasannya secara lebih lanjut:
- Saling Bersikap Jujur dan Terbuka
Jujur merupakan kunci keharmonisan keluarga. Sebuah kejujuran sangat bermakna, sehingga sekali saja seseorang melanggarnya maka bisa menjadi potensi kehancuran keluarga. Ironis memang, tapi sepenting itulah arti kejujuran. Jujur harus dilakukan oleh siapapun, termasuk orang tua dan anak. Sesulit apapapun situasinya, dengan kejujuran dan saling keterbukaan, beban yang dialami bisa dipikul bersama-sama. Dengan bersikap jujur dan saling terbuka, masalah yang ada bisa diselesaikan bersama tanpa harus sembunyi-sembunyi.
- Saling Menjalin Komunikasi yang Baik
Selain kejujuran dan keterbukaan, poin penting lain dalam cara membangun keluarga harmonis adalah jalinan komunikasi yang baik. Komunikasi berperan penting dalam hal menyampaikan perasaan dan mengekspresikan apa yang dirasakan. Komunikasi juga mencegah timbulnya kesalahpahaman yang dapat terjadi pada anggota keluarga. Oleh karena itu, dengan menjaga jalinan komunikasi secara baik, keluarga bisa terhindar dari masalah-masalah sepele.
- Mengutamakan Kebersamaan dengan Keluarga
Setiap anggota keluarga mempunyai kesibukan masing-masing. Orang tua sibuk dengan pekerjaannya, anak sibuk dengan pendidikannya. Sebuah keluarga harus mengutamakan waktu untuk berkumpul bersama, tidak peduli sesibuk apa aktivitas yang dilakukan. Kebersamaan itu bisa berupa sarapan bersama, makan malam bersama, atau sekadar menonton acara televisi bersama. Kebersamaan akan semakin mengeratkan rasa kasih sayang antar anggota keluarga.
- Bijak dalam Menghadapi Permasalahan
Cara membangun keluarga harmonis selanjutnya adalah harus bijak ketika menghadapi permasalahan yang ada. Hidup tidak selamanya berjalan mulus begitu saja, karena pasti akan ada persoalan dan hambatan yang menghadang. Agar bisa menjaga keluarga tetap harmonis, selesaikanlah permasalahan yang ada dengan kepala dingin dan bijak. Yang lebih penting lagi, jangan sesekali melampiaskan permasalahan dari luar ke dalam keluarga.
- Saling Memberi Perhatian
Sudah seharusnya sebagai satu bagian keluarga harus mempunyai rasa sayang dan perhatian. Orang tua menyayangi anak-anaknya, demikian pula anak-anak menyayangi orang tuanya. Bentuk perhatian dapat ditunjukkan dengan hal-hal yang paling sederhana. Seorang ibu misalnya, bisa menunjukkan perhatian dengan membuatkan bekal makanan untuk dibawa ke sekolah anak. Ayah memberikan bentuk perhatian dengan cara mengajari anak-anak belajar. Dan masih banyak contoh lain.
- Saling Menciptakan Suasana Menyenangkan
Cara membangun keluarga harmonis selanjutnya adalah saling menciptakan suasana yang menyenangkan. Keluarga bisa menjadi sumber kebahagiaan paling utama. Untuk menciptakan suasana keluarga bahagia bisa dilakukan meskipun karakter setiap anggota keluarga bisa berbeda. Masing-masing hanya perlu berusaha menyenangkan orang lain dengan caranya sendiri.
- Menerima Kelebihan dan Kekurangan Anggota Keluarga
Keluarga adalah orang-orang terdekat yang idealnya sanggup menerima kelebihan dan kekurangan individu, sekalipun masyarakat menolaknya. Keluarga adalah tempat menggantungkan kehidupan, sehingga baik atau buruknya kepribadian seseorang tetap perlu dibersamai oleh keluarga. Yang menjadi kelebihan patut dibanggakan, sedangkan yang menjadi kekurangan harus dilindungi sebagaimana pepatah Jawa menyebutkan “mikul dhuwur, mendhem jero”.
- Tidak Bersikap Egois dan Emosional
Ada kalanya seseorang merasakan tekanan emosi yang luar biasa sehingga di luar kendali dan marah besar. Hindarilah bersikap emosional kepada keluarga, terutama ketika marah. Jangan sampai bersikap atau berkata yang melukai hati ketika marah. Selain itu, hindarilah pula sifat egois, karena keegoisan tidak akan membawa hal baik termasuk untuk diri sendiri. Tidak apa-apa sesekali bersikap mengalah, karena mengalah tidaklah berarti kalah.
Sumber : https://www.aswata.co.id